Guna mengatasi masalah stunting pada anak, Puskesmas Kecamatan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, memiliki program inovasi yang diberinama GALAKSI BIMA SAKTI atau Gerakan Aksi Langkah Ahli Gizi Kebayoran Baru Bersama Kita Cegah Stunting Dengan Komitmen Terintegrasi.
Kepala Puskesmas Kecamatan Kebayoran Baru, Tresia Arthati mengatakan, berdasarkan data 2018, angka stunting pada anak di wilayah Kebayoran Baru mencapai 17,7 persen, wasting atau gizi kurang 5, persen dan underweight (berat badan kurang) 9,4 persen. Kondisi ini, jelas Tresia, menjadi latar belakang peluncuran program GALAKSI BIMA SAKTI pada 2019.
"Program inovasi ini untuk penanganan kasus stunting di wilayah Kecamatan Kebayoran Baru," kata Tresia, akhir pekan kemarin.
Menurut Tresia, program GALAKSI BIMA SAKTI ini fokus pada kegiatan untuk meningkatkan cakupan keberhasilan program penimbangan, sebagai upaya pencegahan masalah gizi balita dimasa yang akan datang.
Tresia menjabarkan, program BIMA SAKTI terdiri dari kelas SATELIT (satuan tim gerak lincah tanggap), kelas KOMET (kelas informasi agar kader terampil), kelas PLANET (pusat pelatihan dan pengetahuan orang tua). Kemudian kelas BINTANG (bimbingan dan rehabilitasi anak yang tidak naik timbangannya) dan METEOR (media terpadu dan informatif).
Kelas SATELIT merupakan kegiatan pertemuan rutin bersama lintas sektor, yaitu Lurah, RW, LMK, RT, kader PKK dan kesehatan yang membahas seputar gizi dan kesehatan dengan tujuan agar kegiatan BIMASAKTI dapat berjalan dengan baik di wilayah.
Sedangkan Kelas KOMET adalah kegiatan pertemuan rutin kader kesehatan di wilayah untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kader membantu mengatasi masalah gizi anak.
Sementara, Kelas PLANET menyasar para orang tua balita guna meningkatkan pengetahuan mereka meningkatkan berat badan anaknya.
Kelas BINTANG merupakan kegiatan pendampingan orang tua yang balitanya memiliki masalah gizi. Kegiatan dilakukan tiga sesi selama tiga bulan dengan jumlah pertemuan pada setiap sesinya 10 hari berturut – turut yang diisi dengan skrining kesehatan dan antropometri balita, penyuluhan seputar gizi dan kesehatan, demo masak, pemberian makanan tambahan, serta pemantauan asupan balita setiap harinya.
Kemudian Kelas METEOR berupa media pelaksanaan kegiatan BIMASAKTI diantaranya Cakram Penentuan Status Gizi, Permainan Ular Tangga, Kartu Jodoh, Buku Laporan Kesehatan Anak Balita, Kipas Isi Piringku.
"Kegiatan ini awalnya diterapkan di Kelurahan Petogogan. Saat ini sudah direplikasi oleh Puskesmas Kelurahan Cipete Utara, Gandaria Utara I, Gandaria Utara II dan Kramat Pela," ungkap Tresia.
Selain itu, kegiatan ini juga sudah direpilkasi oleh tim pengabdian masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) dalam upaya pencegahan dan deteksi stunting di wilayah Kabupaten Bogor dan Kepulauan Seribu.
"Dengan inovasi BIMA SAKTI ini pengetahuan dan keterampilan kader kesehatan serta dan orang tua balita tentang informasi kesehatan semakin meningkat, dan angka kasus stunting menurun," tandasnya.
BERITA TERKAIT
Peserta Kelas Berkebun di Kepulauan Seribu Diharapkan Tingkatkan Produksi Pangan Bergizi
Rabu, 04 Agustus 2021
1237
Kepala Dinas PPAPP DKI Apresiasi Layanan KB Drive Thru di Kepulauan Seribu
Rabu, 09 Juni 2021
1665
Pemprov DKI Akan Bagikan 3.000 Paket Susu untuk Anak Keluarga Kurang Mampu