Pemprov DKI Terus Buat Terobosan untuk Capaian Target Layanan Air Bersih

Rabu, 01 September 2021 Reporter: Yudha Peta Ogara Editor: Erikyanri Maulana 1425

Balkoters Talk, Pemprov DKI Terus Membuat Terobosan untuk Mencapai Target Layanan Air Bersih

(Foto: Istimewa)

Koordinatoriat Wartawan Balai Kota-DPRD DKI Jakarta kembali mengadakan Balkoters Talk pada Rabu (1/9).

Sekarang ini sumber air baku Jakarta sebanyak 81 persen air masih dari Waduk Jatiluhur. Hanya 6 persen dari sungai di Jakarta

Dalam diskusi yang digelar secara daring tersebut, terungkap berbagai tantangan dan terobosan dalam upaya mewujudkan layanan air bersih sesuai tema diskusi yakni Pelayanan Merata Air Minum Jakarta.

Direktur PAM Jaya, Priyanto Bambang Hernowo menjelaskan, negara berkewajiban mewujudkan layanan air bersih bagi rakyat. Untuk itu sistem penyediaan air minum (SPAM) DKI Jakarta harus terus dikembangkan.

"Sekarang ini sumber air baku Jakarta sebanyak 81 persen air masih dari Waduk Jatiluhur. Hanya 6 persen dari sungai di Jakarta. Padahal di Jakarta ada 13 sungai dan waduk. Dari 13 sungai itu pun harus dengan tambahan treatment," katanya.

Menurutnya, Jakarta masih harus bekerja keras untuk pemenuhan kebutuhan air bersih, mengingat cakupan layanan sampai saat ini belum mencapai 80 persen sebagaimana amanat peraturan yang berlaku. Permendagri menyatakan bahwa jika cakupan belum mencapai 80 persen maka keuntungan dari penyediaan air bersih harus dipakai untuk mencapai target cakupan.

"Air baku yang mengalir ke Jakarta sebanyak 27.725 liter per detik. Kita masih kekurangan 13.000 liter per detik. Ini proyeksi sampai 2030. Apa saja yang akan dilakukan untuk mencapai 100 persen," sambungnya.

Pihaknya terus mengejar kekurangan air baku 13.000 liter per detik. Pada 2024 diproyeksikan penambahan 7.200 liter per detik air baku. Untuk itu dibutuhkan biaya guna mengembangkan jaringan pipa melalui pembangunan SPAM komunal.

Ditambahkan Priyanto, pihaknya fokus pada wilayah yang kekurangan air baku. Di Kepulauan Seribu misalnya, di mana sangat minim sumber air permukaan. Ada beberapa pulau yang mengambil air tanah. Itu membahayakan sehingga mulai tahun 2019, dibangun Sea Water Reverse Osmosis (SWRO). Sembilan dari 11 pulau sudah terlayani sistem penyediaan air yang memanfaatkan air laut. Berikutnya, ada tantangan-tantangan. Antara lain sengketa lahan yang menghalangi upaya memberikan sambungan pipa air langsung bagi warga yang tinggal di lahan berstatus sengketa dan keterjangkauan tarif air.

"Ada beberapa terobosan, antara lain Pergub Nomor 16 tahun 2020 yang membuka kemungkinan melakukan sambungan langsung khusus bagi warga yang tinggal di lahan sengketa. Tidak berarti mengakui lahan yang jadi sengketa namun untuk memenuhi kebutuhan air warga. SWRO, kios-kios air juga dibangun," tandasnya.

BERITA TERKAIT
Percepatan Pelayanan Air Bersih, Pemprov DKI Akan Siapkan Subsidi Penggunaan Air Bersih

Percepat Pelayanan Air Bersih, Pemprov DKI Siapkan Subsidi Pengguna Air Bersih

Senin, 30 Agustus 2021 1474

Petugas Membuat Sodetan Saluran Sepanjang 36 Meter di Pulau Panggang

Sudin SDA Kepulauan Seribu Buat Sodetan Saluran di Kelurahan Pulau Panggang

Selasa, 13 Juli 2021 1241

Kapasitas SPALD di Asrama Dinas Gulkarmat Semper Barat dan RPTRA Kemandoran Ditingkatkan

Dinas SDA Tingkatkan Kapasitas SPALD di Dua Lokasi

Jumat, 06 Agustus 2021 1403

BERITA POPULER
Pemkot Jakut Bantu Perketat Pengawasan Rusunawa Marunda

Pemkot Jakut Bantu Perketat Pengawasan Rusun Marunda

Jumat, 21 Juni 2024 468503

Dishub Gandeng Waze Luncurkan Fitur Navigasi Ganjil Genap

Dishub Gandeng Waze Luncurkan Fitur Navigasi Ganjil Genap

Kamis, 19 Oktober 2017 307238

90 Sanggar Betawi Belum Punya Badan Hukum

90 Sanggar Betawi Belum Punya Badan Hukum

Jumat, 10 Juli 2015 285052

 Libur Natal, 36.871 Pengunjung Padati TMII

TMII Dipadati Pengunjung

Jumat, 25 Desember 2015 283951

 4500 Warga Ramaikan Karnaval KBT

Karnaval KBT Dipadati Ribuan Warga

Minggu, 30 Agustus 2015 282629

Bagikan ke :
BANG JAKI +indeks
POTRET JAKARTA +indeks
VIDEO +indeks