Selasa, 24 Agustus 2021 Reporter: Nurito Editor: Budhy Tristanto 1233
(Foto: Nurito)
Sebanyak 30 penyandang disabilitas dilatih membatik di aula gedung Balai Pustaka, Palmeriam, Matraman, Jakarta Timur, Selasa (24/8).
Plt Camat Matraman, Mujiono mengatakan, kegiatan yang berlangsung hingga Rabu (25/8) besok ini, hasil kerja sama Kecamatan Matraman dengan PT Pertamina Drilling Services Indonesia (PDSI), Balai Pustaka, Kantor Berita Antara dan Koperasi Batik Betawi.
Dalam kegiatan ini, para peserta diajarkan cara membatik dengan canting. Mereka membuat beberapa gambar seperti maskot PDSI berupa pengeboran minyak dan rig bor, ondel-ondel, Monas dan sebagainya. Sebelum membatik mereka diswab antigen oleh petugas dari PT Farmaleb.
"Seluruh peserta merupakan warga dan pelajar Kecamatan Matraman yang memiliki kebutuhan khusus. Rencananya kegiatan berlangsung hingga Rabu besok. Namun jika memungkinkan akan diteruskan selama 24 hari," tutur Mujiono.
Dia berharap, kegiatan bisa berlangsung 24 hari agar hasilnya lebih maksimal dan kualitas hasil batiknya memiliki nilai jual tinggi.
Comm
unication and Relation Manager PT PDSI, Dhaneswari Retnowardani menjelaskan, pelatihan membatik ini merupakan program CSR PT PDSI yang sudah dijadwalkan sejak awal 2021. Pihaknya ingin program ini tersistematis dan berkelanjutan. Sehingga para penyandang disabilitas memiliki kualitas yang sangat baik dalam membatik dan hasilnya bisa dipasarkan ke publik."Karena kita lihat potensi disabilitas juga sangat luar biasa. Kegiatan pelatihan ini untuk menggali bakat mereka. Sehingga mereka akan menjadi manusia mandiri dan dapat meningkatkan pemberdayaan ekonomi masyarakat," kata Danes.
Menurutnya, setelah mengikuti pelatihan pihaknya akan melakukan pendampingan terhadap peserta. Sehingga nantinya produk yang akan dihasilkan mereka memiliki kualitas yang baik.
Jika hasil produk membatik peserta memiliki kualitas yang sangat baik, lanjut Danes, pihaknya juga akan kembangkan melalui network yang dimiliki untuk membantu pemasarannya.
"Pelatihan ini akan terus berjalan dan dimonitor, dievaluasi, hingga akhirnya para penyandang disabilitas bisa mandiri," lanjut Danea.
Disebutkan Danes, sedianya pelatihan hanya akan diikuti 20 orang. Namun karena animo masyarakat sangat tinggi maka pihaknya menambah kuota peserta hingga 30 orang.
"Untuk menggali budaya Betawi, maka materi yang diajarkan khusus batik Betawi," tandasnya.