Jumat, 23 April 2021 Reporter: Wuri Setyaningsih Editor: Erikyanri Maulana 2381
(Foto: Wuri Setyaningsih)
Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta telah merampungkan pembuatan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Waduk Tomang Barat. Saat ini tengah dilakukan pemeliharaan oleh kontraktor hingga satu tahun ke depan. Rencananya IPA ini akan mendistribusikan pasokan air bersih ke delapan kelurahan di Jakarta Barat yang belum terjangkau air bersih PAM Jaya.
Kepala Seksi Pengendalian dan Penyediaan Air Bersih Dinas SDA DKI Jakarta, Glenn Santista mengatakan, IPA tersebut berlokasi di Jl Tanjung Duren Utara, Kelurahan Tanjung Duren Utara, Grogol Petamburan. Adapun pengerjaannya dilakukan sejak 1 Oktober 2020 hingga 28 Januari 2021.
"Saat ini cakupan layanan air bersih di DKI Jakarta baru mencapai 60 persen sehingga masih ada 40 persen dari total penduduk khususnya di Jakarta Barat dan Jakarta Utara yang belum menikmati layanan air bersih perpipaan. Oleh karena itu dibangunlah IPA Waduk Tomang Barat untuk menyediakan suplai air bersih di kawasan Jakarta Barat," ujar Glenn, Jumat (23/4).
Dikatakan Glenn, air hasil pengolahan IPA nantinya akan didistribusikan ke kios-kios air yang ada di delapan kelurahan di Jakarta Barat, yaitu Kelurahan Srengseng, Meruya Utara, Meruya Selatan, Joglo, Kedaung Kaliangke, Rawa Buaya, Kembangan Utara, dan Kelurahan Kembangan Selatan.
Pembangunan IPA di Waduk Tomang Barat memiliki kapasitas 20 liter/detik dengan sumber air baku air tampungan Waduk Tomang Barat. Kapasitas Pompa Intake 10 liter/detik (2 unit pompa axial) dan 5 liter/detik (1 unit pompa submersible). Sedangkan kapasitas ground tank 172 meter kubik dan kapasitas elevated tank sebanyak 10 meter kubik.
Glenn menjelaskan, proses pengolahan air yang berasal dari sumber air baku Waduk Tomang Barat itu dibangun jembatan intake berupa pipa HDPE terapung yang dilengkapi pompa submersible berkapasitas lima liter/detik dan dua unit surface aerator masing-masing berkapasitas lima Horse Power (HP).
Kemudian air baku ditampung di dalam ground tank berkapasitas 172 meter kubik serta dilengkapi dengan pompa axial berkapasitas 10 liter/detik dan 6 unit surface aerator masing-masing berkapasitas tiga Horse Power.
"Koagulasi pencampuran bahan kimia (koagulan) dengan air baku melalui proses pengadukan cepat sehingga membentuk campuran homogen. Lalu ada flokulasi yakni pembentukan partikel gumpalan koloid (flok) yang besar dan padat melalui proses pengadukan lambat dengan aliran naik-turun. Kemudian ada sedimentasi yaitu pemisahan flok dan air berdasarkan perbedaan berat jenis dengan cara pengendapan," jelasnya.
Air baku juga harus melalui tahap filtrasi yaitu pemisahan partikel tersisa dengan menggunakan media penyaring. Setelah itu baru kemudian melalui proses clear well yaitu proses mematikan bakteri pathogen dan memperlambat pertumbuhan lumut dengan pembubuhan bahan kimia berupa larutan kaporit menggunakan pompa dossing, serta dilengkapi dengan system pembilasan (backwash).
Air yang sudah melalui tahap itu kemudian
ditampung di dalam ground tank berkapasitas 172 meter kubik dan dialirkan ke tandon air (elevated tank) berkapasitas 10 meter kubik yang dilengkapi dengan sensor otomatis. Uji lab terhadap air hasil pengolahan memiliki standar acuan baku mutu untuk keperluan higiene sanitasi dari Permenkes RI No 32 Tahun 2017 tentang standar baku mutu kesehatan lingkungan dan persyaratan kesehatan air untuk keperluan higiene sanitasi, kolam renang, solus per aqua, dan pemandian umum."Setelah pemeliharaan kontraktor selesai nantinya pemeliharaan akan dilakukan oleh Sudin SDA Jakarta Barat. Sedangkan pendistribusian ke masyarakat dilakukan oleh PAM Jaya," tandasnya.