Jumat, 16 April 2021 Reporter: Rezki Apriliya Iskandar Editor: Erikyanri Maulana 1279
(Foto: Rezki Apriliya Iskandar)
Memasuki hari keempat Ramadan 1442 Hijriah atau Jumat (16/4), suasana di Terminal Antar Kota Antar Privinsi (AKAP) Tanjung Priok, Jakarta Utara masih terlihat lengang. Calon penumpang yang datang juga terlihat hanya beberapa saja dan itu dapat dilihat di depan loket-loket bus yang tersedia. Jumlah bus yang diberangkatkan pun tampak belum terlihat adanya peningkatan.
Kepala Terminal Bus Tanjung Priok, Surya Alam mengatakan, saat ini pihaknya masih fokus menyosialisasikan larangan mudik Lebaran tahun 2021 kepada perusahaan otobus (PO) maupun calon penumpang.
"Kami sudah sosialisasikan kebijakan larangan mudik terhitung mulai tanggal 6-17 Mei 2021. Dipastikan pada tanggal tersebut Terminal Tanjung Priok tidak melayani transportasi umum bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP)," ujar Mulya, Jumat (16/4).
Dikatakan Mulya, kebijakan tersebut sesuai Surat Edaran Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Nomor 13 Tahun 2021 tentang Peniadaan Mudik Hari Raya Idul Fitri Tahun 1442 Hijriah dan Upaya Pengendalian Penyebaran COVID-19 Selama Bulan Suci Ramadan 1442 Hijriah.
Karen
a itu, ia pun mengimbau kepada masyarakat yang berencana melakukan perjalanan mudik supaya mempertimbangkannya kembali.Sementara itu Pengurus PO Haryanto di Terminal Tanjung Priok, Ahmad mengatakan, pihaknya sudah mendapatkan sosialisasi kebijakan larangan mudik dari pengelola terminal.
"Jujur kami tentu keberatan dengan adanya kebijakan larangan mudik karena itu akan berdampak pada penghasilan kami. Terlebih selama pandemi pendapatan kami juga jauh menurun. Tapi bagaimanapun kami harus mematuhi kebijakan pemerintah. Harapan kami semoga pandemi ini segera berakhir dan aktivitas kembali normal," tuturnya.
Sementara itu, Muklis (34), salah seorang calon penumpang bus tujuan Sampang, Madura menambahkan, karena adanya larangan mudik Lebaran, ia memutuskan untuk pulang ke kampung halamannya lebih awal. Selain ingin berkumpul dan menghabiskan waktu bersama keluarga di kampung halaman ternyata ada faktor lain juga yang mempengaruhi keputusannya itu.
"Saya pulang kampung karena terdampak pandemi. Pekerjaan saya terganggu jadi saya pulang duluan ke kampung halaman. Harapan saya kondisi ekonomi cepat pulih dan pandemi cepat berakhir. Soalnya pengaruhnya sangat besar dirasakan oleh kami masyarakat menengah ke bawah. Penghasilan saya sangat berkurang selama pandemi," tandasnya.