Sabtu, 14 Maret 2015 Reporter: Nurito Editor: Dunih 2601
(Foto: Izzudin)
Memasuki musim pancaroba, ancaman penyakit demam berdarah dengue (DBD) harus diwaspadai warga DKI Jakarta. Di Jakarta Timur sendiri sejak Januari hingga 13 Maret, tercatat sudah 3 warga meninggal dunia terserang DBD.
Kasudin Kesehatan Jakarta Timur, Iwan Kurniawan, mengatakan, 3 warga yang meninggal dunia itu positif terserang DBD. Mereka adalah AB (10) jenis kelamin laki-laki, warga Ciracas, meninggal pada 9 Januari lalu. Kemudian, LL (4), perempuan dan J (11), laki-laki. Mereka tercatat sebagai warga Kelurahan Cipayung dan meninggal pada Februari lalu.
"Ketiganya positif terkena DBD dan meninggal dunia. Kami minta warga harus meningkatkan kewaspadaan, membiasakan diri dengan perilaku hidup bersih dan sehat," ujar Iwan Kurniawan, Sabtu (14/3).
Agar kasus DBD tidak mewabah, pihaknya rutin menggelar pemberantasan sarang nyamuk (PSN) setiap hari Jumat. Kemudian seluruh juru pemantau jentik (Jumantik) juga dikerahkan untuk membasmi jentik nyamuk.
"Fogging juga kita lakukan serempak di daerah yang ada kasus DBD-nya. Fogging diperlukan untuk membunuh nyamuk dewasa. Tapi, itu dilakukaan saat ada penderita positif. Fogging harus dibarengi dengan PSN. Karena jentik nyamuk itu tidak mati saat fogging dan seminggu kemudian menjadi nyamuk," jelas Iwan.
Berdasarkan catatan Sudin Kesehatan Jakarta Timur, sejak Januari hingga 13 Maret ini tercatat ada 207 kasus DBD. Dari jumlah itu Kecamatan Duren Sawit menduduki peringkat tertinggi dengan 44 kasus. Menyusul kemudian Kecamatan Cipayung 34 kasus. Sedangkan angka terendah DBD adalah Kecamatan Makasar 9 kasus dan Jatinegara 12 kasus.