Kamis, 01 April 2021 Reporter: Yudha Peta Ogara Editor: Erikyanri Maulana 1635
(Foto: Yudha Peta Ogara)
Gubernur Provinsi DKI Jakarta, Anies Baswedan, menghadiri proses penandatanganan kesepakatan bersama (MoU) antara PT Transjakarta dan Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (UNUSIA)/ Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Jogjakarta tentang sosialisasi Kolaborasi Tridharma Perguruan Tinggi di Kantor PBNU Jalan Kramat Raya, Senen, Jakarta Pusat, Kamis (1/4).
Salah satu tujuan kerja sama tersebut sebagai wadah aplikasi kampus UNUSIA/UNU Jogjakarta untuk mengabdi kepada masyarakat, sementara untuk Transjakarta adalah mendapatkan saran terkait strategi pengembangan agar fasilitas transportasi memiliki nuansa tempat beribadah yang ramah bagi penumpang.
Gubernur Anies, melalui kerja sama ini, sangat antusias, mengingat masalah kemacetan yang ada di Jakarta harus dilakukan dengan kolaborasi dari berbagai pihak, seperti yang dilakukan oleh Transjakarta dan UNUSIA/UNU Jogjakarta ini.
"Ini mengapa kita serius soal transportasi di Jakarta, karena yang kelihatan mata adalah kemacetan. Kenapa? Karena transportasi umum massal belum tersistem dengan baik. Karena itu, ketika kami petakan, transportasi itu ada, kereta ada, kemudian bisa ada angkot, bus biasa ada, lalu MRT ada, semua ada tetapi jalan sendiri-sendiri. Kemudian, kita menemukan kata kunci permasalahan tersebut, yakni terintegrasi. Hal ini menyangkut integrasi rute, integrasi tiket, serta integrasi pengelolaannya," ujar Gubernur Anies, seperti dikutip dari Siaran Pers PPID Provinsi DKI Jakarta.
Keberadaan integrasi tersebut menjadikan sistem transportasi di Jakarta lebih tersambung satu sama lain. Hal ini dilihat dengan adanya kesinambungan antara rute, sistem ticketing, serta keselarasan pengelolaan moda yang saat ini berada di bawah naungan Jaklingko. Gubernur Anies juga menjelaskan tantangan Jakarta sejauh ini adalah masalah jam kantor bagi penumpang, yang berkaitan dengan bentroknya waktu pulang bekerja dengan waktu beribadah.
"Di perjalanan itu, ratusan ribu orang lewat untuk menggunakan kendaraan umum punya keluhan, 'Kami shalat Maghrib di mana?'. Rata-rata menunggu selesai masuk Maghrib, shalat, pulang atau di perjalanan. Ini harapannya akan ada desain-desain musala di dalam halte maupun di dalam stasiun nantinya yang memfasilitasi jutaan warga Jakarta yang sore hari pulang kerja. Sehingga, tidak lagi kesulitan untuk salat Maghrib," tambah Gubernur Anies.
Gubernur Anies pun berharap, dengan adanya kerja sama antara Transjakarta dan UNUSIA/UNU Jogjakarta, nanti bisa didiskusikan bersama-sama bagaimana solusi terbaik dalam mewujudkan sarana fasilitas umum yang terintegrasi serta ramah untuk beribadah.
"Kemudian, pengembangan ke depannya diharapkan ada kajian tentang bagaimana kita mendorong orang lebih banyak lagi menggunakan kendaraan umum. Selain itu, juga kita akan membangun musala-musala di halte-halte yang perancangnya adalah dari pihak UNUSIA. Jadi, nantinya, desainnya mereka yang menyiapkan," pungkas Gubernur Anies.
Perlu diketahui, kegiatan MoU tersebut juga dihadiri oleh Ketua PBNU, Said Aqil Siradj beserta jajarannya; Rektor UNUSIA, Maksoem Machfudz; Rektor UNU Jogjakarta, Purwo Santoso; Wakil Ketua MPR RI, Jazilul Fawaid; serta Direktur Pelayanan dan Pengembangan PT Transjakarta, Ahmad Izzul Wara.