Perayaan Nyepi di Pura Aditya Jaya Rawamangun Terapkan Protokol Kesehatan Ketat

Sabtu, 13 Maret 2021 Reporter: Nurito Editor: Budhy Tristanto 3309

Perayaan Nyepi di Pura Aditya Jaya Rawamangun Dibatasi

(Foto: Nurito)

Perayaan Nyepi Tahun Baru Saka 1943 di Pura Aditya Jaya, Rawamangun, Jakarta Timur, Sabtu (13/3), digelar dengan penerapan protokol kesehatan ketat.

Panita pelaksana membatasi umat yang hadir maksimal hanya 50 orang

Panita pelaksana membatasi umat yang hadir maksimal hanya 50 orang. Saat sebelum pandemi COVID-19, biasanya umat yang hadir bisa mencapai 1.000 orang lebih di pura tersebut.

Selain itu, sebelum melakukan ritual ibadah, umat yang hadir diperiksa suhu tubuhnya dan wajib mengenakan masker serta mencuci tangan di westafel yang tersedia. Kemudian di tempat ibadah, mereka wajib menjaga jarak satu sama lain.

Ketua Panitia Pelaksana Perayaan Hari Suci Nyepi Tahun Baru Saka 1943 DKI Jakarta, Ida Bagus Jayapati mengatakan, yang hadir di pura hanya unsur perwakilan pengurus wilayah, perwakilan tokoh agama, tokoh umat dan ketua majelis.

"Umat kami imbau melakukan doa dan sembahyang di rumah masing-masing," kata Bagus.

Menurutnya, kegiatan perayaan Nyepi ini dimulai dari pukul 09.00 hingga 12.30. Sedangkan untuk sore hingga malam hari, tidak ada kegiatan sembahyang lagi di pura ini.

Ida memaparkan, ada empat tahapan yang dilakukan dalam perayaan Nyepi di pura ini. Diawali dengan upacara Melasti, yakni menghanyutkan kekotoran alam menggunakan air kehidupan di laut. Karena laut merupakan simbol air kehidupan (tirtha amertha).

Kedua, Tawur Agung Kesanga. Merupakan upacara butha yadnya. Dimana secara simbolis ritual penyucian alam semesta yang dilakukan sehari sebelum catur brata penyepian atau hari suci Nyepi.

Ketiga, Nyepi atau Catur Brata Penyepian. Dimana umat Hindu melakukan empat pantangan, mulai Minggu (14/3) hingga Senin (15/3). Yakni Amati Geni (tidak menyalakan api atau tidak mengobarkan hawa nafsu), Amati Karya (tidak bekerja atau aktivitas fisik), Amati Lelungan (tidak bepergian), dan Amati Lelanguan (tidak mencari hiburan atau bersenang-senang).

Tahap ritual terakhir yaitu Ngembak Geni, umat melakukan simakrama, silaturahmi, saling memaafkan antar keluarga, umat dan masyarakat lingkungan.

BERITA TERKAIT
Upacara Melasti di Pura Segara Digelar dengan Prokes Ketat

Upacara Melasti di Pura Segara Digelar dengan Prokes Ketat

Kamis, 11 Maret 2021 3480

 Upacara Melasti DKI Jakarta Digelar di Jakut

Upacara Melasti akan Digelar di Jakut

Selasa, 04 Februari 2020 2947

BERITA POPULER
Pemkot Jakut Bantu Perketat Pengawasan Rusunawa Marunda

Pemkot Jakut Bantu Perketat Pengawasan Rusun Marunda

Jumat, 21 Juni 2024 468506

Dishub Gandeng Waze Luncurkan Fitur Navigasi Ganjil Genap

Dishub Gandeng Waze Luncurkan Fitur Navigasi Ganjil Genap

Kamis, 19 Oktober 2017 307243

90 Sanggar Betawi Belum Punya Badan Hukum

90 Sanggar Betawi Belum Punya Badan Hukum

Jumat, 10 Juli 2015 285055

 Libur Natal, 36.871 Pengunjung Padati TMII

TMII Dipadati Pengunjung

Jumat, 25 Desember 2015 283952

 4500 Warga Ramaikan Karnaval KBT

Karnaval KBT Dipadati Ribuan Warga

Minggu, 30 Agustus 2015 282632

Bagikan ke :
BANG JAKI +indeks
POTRET JAKARTA +indeks
VIDEO +indeks