Jumat, 08 Januari 2021 Reporter: Rezki Apriliya Iskandar Editor: Andry 1802
(Foto: doc)
Pemprov DKI Jakarta masih terus memasifkan tes PCR untuk menemukan kasus baru secara cepat agar dapat segera melakukan tindakan isolasi / perawatan secara tepat. Sehingga, memperkecil potensi penularan COVID-19.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Dwi Oktavia memaparkan, berdasarkan data terkini Dinas Kesehatan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, dilakukan tes PCR sebanyak 16.712 spesimen. Dari jumlah tes tersebut, sebanyak 14.122 orang dites PCR hari ini untuk mendiagnosis kasus baru dengan hasil 2.204 positif dan 11.918 negatif.
"Namun, total penambahan kasus positif sebanyak 2.959 kasus, lantaran terdapat akumulasi data sebanyak 755 kasus dari 2 Laboratorium Swasta dan 1 Laboratorium RS BUMN, 7 hari terakhir yang baru dilaporkan. Untuk rate tes PCR total per 1 juta penduduk sebanyak 210.355. Jumlah orang yang dites PCR sepekan terakhir sebanyak 102.183," terangnya seperti dikutip dari Siaran Pers PPID DKI Jakarta, Jumat
(8/1).Lebih lanjut, Dwi menjelaskan distribusi kasusnya pada hari ini, yaitu Jakarta Timur sebanyak 625 kasus, Jakarta Selatan sebanyak 548 kasus, Jakarta Barat sebanya 436 kasus, Jakarta Utara sebanyak 356 kasus, Jakarta Pusat sebanyak 245 kasus, Kep. Seribu sebanyak 9 kasus, serta terdaftar beralamat di luar DKI Jakarta sebanyak 268 kasus (9%) dan alamat tidak dilaporkan sebanyak 472 kasus (16%).
Selain itu, 44 Kecamatan di DKI Jakarta mengalami penambahan kasus, terbanyak Kebayoran Lama dengan 127 kasus baru dan Cipayung dengan 100 kasus baru. Paling sedikit Kep. Seribu Selatan dengan 2 kasus baru. Sebanyak 75% kasus positif ditemukan di fasilitas kesehatan dan laboratorium yang mana warga datang ke fasilitas kesehatan, sedangkan 25% adalah hasil contact tracing Puskesmas. Dari kasus positif yang ditemukan hari ini, sebanyak 51% adalah tanpa gejala dan 49% bergejala.
Adapun jumlah kasus aktif di Jakarta naik sejumlah 251 kasus, sehingga jumlah kasus aktif sampai hari ini sebanyak 17.633 (orang yang masih dirawat / isolasi). Dari jumlah tersebut, 44 % tanpa gejala, 20% bergejala ringan, 32% bergejala sedang, 2% bergejala berat, dan 3% bergejala kritis. Untuk kasus tanpa gejala dan gejala ringan melakukan isolasi mandiri di tempat isolasi terkendali/wisma atlet/rumah. Sedangkan, untuk kasus sedang dirawat di ICU RS. Pada kasus yang berat dan kritis juga dirawat di ICU RS, baik menggunakan ventilator maupun non-ventilator.
Sementara itu, jumlah kasus Konfirmasi secara total di Jakarta sampai hari ini sebanyak 200.658 kasus. Dari jumlah total kasus tersebut, total orang dinyatakan telah sembuh sebanyak 179.562 dengan tingkat kesembuhan 89,5%, dan total 3.463 orang meninggal dunia dengan tingkat kematian 1,7%, sedangkan tingkat kematian Indonesia sebesar 2,9%.
Untuk positivity rate atau persentase kasus positif sepekan terakhir di Jakarta sebesar 12,6%, sedangkan persentase kasus positif secara total sebesar 9,0%. WHO juga menetapkan standar persentase kasus positif tidak lebih dari 5%.
Dwi juga menuturkan, sebanyak 33 dari 44 Kecamatan di DKI Jakarta sudah melaporkan adanya klaster keluarga pascalibur Natal dan Tahun Baru (Nataru). Berdasarkan data yang dihimpun pada 3 – 8 Januari untuk klaster keluarga pascalibur Nataru di mana sebagian warga beraktivitas ke luar DKI Jakarta, terdapat 111 klaster keluarga dengan total 351 kasus positif teridentifikasi (tabel distribusi klaster keluarga dan provinsi perjalanan terlampir).
Adapun puncak penambahan kasus efek libur Nataru (efek langsung / generasi pertama) diprediksi 14 hari sesudah libur, yakni pada 17 Januari - 31 Januari 2021. Untuk itu, perlu diwaspadai adanya peningkatan pada klaster keluarga. Dwi mengimbau agar masyarakat terus meningkatkan perilaku 3M dan menghindari kerumunan. Selain itu, perlu juga mengingatkan sesama agar selalu menerapkan protokol kesehatan.
Pada penerapan kembali PSBB masa Transisi, Pemprov DKI Jakarta menyarankan, bagi masyarakat yang ingin memasuki wilayah Jakarta untuk melakukan pemeriksaan mandiri COVID-19 melalui JakCLM di aplikasi JAKI. Melalui JakCLM, masyarakat dapat mengetahui risiko COVID-19 serta mendapatkan berbagai rekomendasi kesehatan sesuai dengan risiko yang dimiliki. Kontribusi masyarakat dalam pengisian JakCLM dapat membantu Pemprov DKI Jakarta untuk melakukan pencegahaan penyebaran kasus COVID-19 di Jakarta.
Melalui Satpol PP Provinsi DKI Jakarta, penindakan atas pelanggaran penggunaan masker dan pendataan buku tamu juga akan digencarkan, begitu pula dengan bentuk pelanggaran-pelanggaran PSBB lainnya. Sehingga, harapannya, masyarakat dapat lebih disiplin menerapkan protokol kesehatan dan turut berpartisipasi dalam memutus mata rantai penularan COVID-19.
Pemprov DKI Jakarta juga masih membuka kesempatan untuk masyarakat berbagi dengan sesama yang membutuhkan bantuan karena terdampak pandemi COVID-19 dalam program Kolaborasi Sosial Berskala Besar atau KSBB. Masyarakat dapat memberikan bantuan berupa bahan pangan pokok, makanan siap saji, hingga uang tunai. Informasi lengkap seputar KSBB dapat melalui situs https://corona.jakarta.go.id/kolaborasi.