Senin, 02 Maret 2015 Reporter: Budhi Firmansyah Surapati Editor: Erikyanri Maulana 4067
(Foto: Budhi Firmansyah Surapati)
Pembongkaran puluhan lapak pedagang kaki lima (PKL) yang berdiri di atas saluran air Jl Pluit Permai dan Jl Taman Pluit Permai, Pluit, Penjaringan diwarnai kericuhan. Sebab, saat akan ditertibkan, sejumlah orang coba menghalang-halangi petugas Satpol PP yang akan melakukan pembongkaran. Alhasil, aksi saling dorong dan adu mulut tak terhindarkan dalam penertiban kali ini.
Awalnya, jalannya pembongkaran yang dilakukan 300 personel Satpol PP dibantu TNI/Polri sejak pukul 10.00 berlangsung kondusif. Namun, saat petugas hendak membongkar lapak PKL di Jl Taman Pluit Permai, tiba-tiba saja sejumlah massa yang menggunakan atribut salah satu partai politik (parpol) coba menghalang-halangi petugas. Beruntung, aksi saling dorong dan adu mulut antara petugas dan massa bisa segera dilerai.
Camat Penjaringan, Yani Wahyu Purwoko mengatakan, penertiban sebetulnya sudah direncanakan sejak eks lokasi JU 34 tersebut tak lagi diperpanjang pada 2010. Baru, setelah ada lokasi untuk relokasi pedagang, pihaknya melakukan penertiban.
"Tidak mungkin kita berlaku serampangan tanpa memberikan solusi. Pihak Pluit Village sudah sepakat memberikan tempat berjualan bagi para PKL," ujar Yani, Senin (2/3).
Sebelum melakukan penertban, dikatakan Yani, pihaknya sudah melakukan sosialisasi dan berencana memindahkan pedagang ke Pluit Village, Rabu (4/3) mendatang. Bahkan, sambung Yani, pihak Sudin KUMKMP Jakarta Utara juga akan memberikan gerobak bagi PKL.
"Setelah kios permanennya siap tentu mereka bisa langsung menempati. Untuk hari ini, makanan yang sudah terlanjur dimasak PKL akan dibeli untuk kita makan bersama," tandasnya.