Rabu, 18 November 2020 Reporter: Suparni Editor: Toni Riyanto 2644
(Foto: doc)
Peran serta masyarakat dalam menangani persoalan sampah sangat diperlukan. Terutama, untuk melakukan pengelolaan sampah sejak dini atau dari sumbernya.
Berkat sosialisasi dan edukasi yang terus dilakukan, saat ini di Kabupaten Kepulauan Seribu sudah ada 24 bank sampah binaan yang tersebar di enam kelurahan, baik di Kecamatan Kepulauan Seribu Utara maupun Kecamatan Kepulauan Seribu Selatan.
Kepala Suku Dinas Lingkungan Hidup Kepulauan Seribu, Djoko Rianto Budi Hartono mengatakan, keberadaan bank sampah ini sangat penting dalam pemilahan sampah sejak dini. Melalui bank sampah, warga juga bisa mendapatkan tambahan penghasilan.
"Sebanyak 24 bank sampah ini rata-rata setiap bulan bisa mereduksi hingga 12,6 ton sampah yang bernilai ekonomi mencapai sekitar Rp 21,75 juta," ujarnya, Rabu (18/11).
Djoko berharap, kepedulian warga di Kepulauan Seribu untuk melakukan pemilahan sampah sejak dini bisa terus ditingkatkan.
"Kami ingin semakin banyak lagi bank sampah di Kabupaten Kepulauan Seribu. Sehingga, sampah yang dibuang bisa semakin berkurang mengingat pengangkutan sampah dari Kepulauan Seribu prosesnya cukup panjang," terangnya.
Ia
menambahkan, untuk optimalisasi penanganan sampah, Suku Dinas Lingkungan Hidup Kepulauan Seribu juga melakukan pengembangan dan pembinaan terhadap 11 instalasi biokonversi maggot untuk mereduksi sampah organik di pulau-pulau permukiman yang terus berkembang setiap bulannya.Menurutnya, pada Agustus 2020 dari 11 instalasi atau rumah maggot berhasil mengembangkan sebanyak 1,02 kilogram pupa dan larva dewasa serta berhasil mereduksi 4,92 kilogram sampah organik. Kemudian, di bulan September menghasilkan 9,85 kilogram pupa dan larva dewasa hingga berhasil mereduksi 25,85 kilogram sampah organik.
"Untuk bulan Oktober sudah menghasilkan 53,83 kilogram pupa dan larva besar dengan reduksi mencapai 38,62 kilogram sampah organik. Jadi, total reduksi sampah organik sudah sebanyak 69,39 kilogram selama tiga bulan," tandasnya.