Kamis, 19 Februari 2015 Reporter: Erna Martiyanti Editor: Dunih 5671
(Foto: doc)
Jika 12 koridor Transjakarta akan dibetonisasi, tidak demikian halnya dengan semua jalan yang tersisa. Pasalnya, selain membutuhkan dana yang tinggi, betonisasi juga memakan waktu yang cukup lama.
Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta, Yusmada mengatakan, tidak mungkin seluruh jalan di ibu kota dibeton. Karena itu, pihaknya tidak berencana melakukan betonisasi atau peninggian jalan.
"Saya tidak ada rencana meninggikan jalan. Airnya yang harus dibenahi," kata Yusmada, Kamis (19/2).
Dia mengatakan, untuk mengatasi genangan di jalan yang perlu dibenahi adalah drainase atau salurah air. Sehingga saat hujan, air bisa dengan mudah mengalir melalui drainase. Kondisi saat ini, drainase yang ada dinilai tidak mampu menampung curah hujan yang turun.
"Semestinya agar jalan tidak tergenang, drainasenya yang dibenahi," ucapnya.
Menurutnya, Dinas Bina Marga tahun ini tidak berorientasi untuk meninggikan jalan. Namun, penambalan jalan yang berlubang rutin dilakukan. Setidaknya ada sekitar 700 titik jalan berlubang pasca banjir pada awal pekan lalu mulai dilakukan perbaikan secara bertahap.
"Sekarang kita tidak berorientasi meninggikan jalan lagi. Kita hanya membuat jalan dengan konstruksi yang kuat. Kalau ada jalan yang tergenang, hilangkan saja airnya," ujarnya.
Diakui Yusmada dengan pembetonan memang membuat kondisi jalan lebih kuat. Tapi, betonisasi tidak bisa dilakukan di semua jalan.
"Yang tahan air kan memang beton. Tapi memang mau dibeton semua jalan di Jakarta? Kalau dibeton semua kan lama. kita manfaatkan saja yang ada sekarang," jelasnya.
Seperti diketahui, pada awal pekan lalu setidaknya ada 107 titik jalan tergenang di ibu kota hingga mengakibatkan rusak dan berlubang. Dinas Bina Marga telah menganggarkan sebesar Rp 250 miliar untuk perbaikan jalan. Masing-masing wilayah mendapatkan alokasi anggaran yakni Rp 40 miliar. Sementara sisanya sebesar Rp 50 miliar untuk melakukan perbaikan jalur khusus bus Transjakarta.