Kamis, 01 Oktober 2020 Reporter: Wuri Setyaningsih Editor: Erikyanri Maulana 1804
(Foto: Wuri Setyaningsih)
PT MRT Jakarta (Perseroda) akan meningkatkan pendapatan dari sektor non-farebox atau penghasilan dari selain tiket MRT, termasuk dengan menggandeng usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).
Direktur Utama (Dirut) PT MRT Jakarta, William Sabandar mengatakan, kolaborasi tersebut diperlukan salah satunya untuk tetap eksis di tengah pandemi COVID-19.
"
Pendapatan dari hasil penjualan tiket (farebox) masih tetap penting meski kami berkolaborasi dengan UMKM, " ujar William, Kamis (1/10).Dikatakan William, nantinya perbandingan antara pendapatan yang berasal dari bisnis non-farebox dengan farebox adalah 4:1.
"Ini bukan berarti bisnis farebox tidak penting. Ini sangat penting, tapi ini dilakukan untuk mencegah bisnis kolaps. Kalau untuk 2020 dengan perbandingan 4:1 estimasinya pemasukan dari farebox 20 persen dan 80 persennya itu kita dapat dari non-farebox," kata William.
Untuk meningkatkan pendapatan perusahaan, sambung William, PT MRT Jakarta mulai mengembangkan bisnis yang tidak bergantung pada penjualan tiket, seperti mengoptimalkan media sosial, situs, dan kawasan stasiun sebagai media untuk beriklan para sponsor yang tertarik bekerja sama hingga menyediakan lokasi bagi UMKM atau pun ritel untuk berdagang di seputar kawasan MRT Jakarta.
"Itu yang sudah direalisasikan MRT Jakarta saat ini. Inovasi ke UMKM terus dilakukan," ucapnya.
Ditambahkan William, tidak berhenti sampai di situ, pihaknya saat ini juga tengah menyiapkan ruang yang dapat disewa oleh warga Jakarta untuk bekerja dengan konsep 'co-working space' atau ruang kerja bersama yang berada di area stasiun.
"Untuk tahap awal co-working space nanti di stasiun HI, di dalam stasiun. Ini akan menjadi nilai tambah sendiri. Jadi prinsipnya harus berkolaborasi. Hampir sebagian besar bisnis menderita di masa pandemi seperti ini. Oleh sebab itu, kita justru mencari dan mengajak mitra berkolaborasi," tandasnya.