Rabu, 18 Februari 2015 Reporter: Folmer Editor: Agustian Anas 4753
(Foto: doc)
Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, mengapresiasi usaha Go-Jek, yakni sebuah aplikasi untuk membantu warga mendapatkan transportasi cepat dan murah berupa ojek. Orang nomor satu di Pemprov DKI Jakarta itu berharap berharap ojek yang tergabung dalam himpunan seperti Go-Jek ini dapat terintegrasi dengan bus Transjakarta guna membantu warga yang membutuhkan kecepatan dan ketepatan waktu.
"Di Jakarta, ini (Go-Jek) sangat membantu, makanya kami mesti kombinasi agar yang dari rumah sampai Transjakarta, lalu Transjakarta sampai kantor atau tempat tujuan bisa terhubung. Di Jakarta, ada sejumlah jalur yang tidak terhubung," ujar Basuki usai bertemu direksi PT Go-Jek Indonesia di Balaikota, Selasa (17/2).
Ia mengatakan, PT Go-Jek Indonesia dan Transjakarta bisa melakukan pola kerja sama dengan nota kesepahaman atau semacamnya. Terlebih, nantinya untuk naik Transjakarta pun bisa memanfaatkan aplikasi serupa melalui smartphone hingga sistem tarif yang dapat dibayar secara bulanan.
"Saya pikir ini suatu cara yang baik, mereka bisa menaikkan penghasilan tukang ojek. Saya kira ini cara membantu tukang ojek punya penghasilan lebih baik. Dia bukan hanya berfungsi mengangkut penumpang, tetapi juga jadi kurir, juga untuk shopping, untuk beli barang," ujarnya.
Basuki menjelaskan, dengan mobile aplikasi intelligent transport, warga Jakarta akan lebih mudah memanggil jasa ojek hingga mengirim paket hantaran. Terlebih, mereka juga ikut membayar pajak sesuai perusahaan berupa pajak penghasilan.
"Makanya mau kami hubungkan dengan Transjakarta, termasuk bus tingkat. Jadi, ketika orang turun dari bus bisa lihat busnya sampai mana, tukang ojeknya sampai mana, sehingga nanti orang Jakarta mungkin bisa tahu kalau mau ke mana-mana yang cepat lewat mana, habis dari naik bus, ojek, atau apa," jelasnya.
CEO PT Go-Jek Indonesia, Nadiem Makarim mengungkapkan, warga Jakarta dapat mengunduh aplikasi Go-Jek ini melalui Android, Playstore, hingga Apple Store.
Aplikasi tersebut merupakan suatu inisiatif melalui teknologi untuk bisa menyejahterakan para tukang ojek dengan terpercaya dan mau bekerja lebih keras.
"Jadi, bukan hanya untuk jemput orang, tetapi untuk antar barang dan lain-lain. Jadi, mereka itu jauh lebih sejahtera," ungkapnya.
Ia menambahkan, aplikasi Go-Jek telah diunduh sekitar 50.000 kali dan ojek yang telah tergabung hampir 2.000 tukang ojek di wilayah Jabodetabek.
"Mereka (tukang ojek) mitra. Kami perusahaan berjiwa sosial. Jadi kami hanya membantu mereka mendapatkan pelanggan berdasarkan lokasi dengan tarif Rp 4.000 per kilometer dengan jumlah minimal pembayaran sebesar Rp 25.000,” tukasnya.