Jumat, 14 Agustus 2020 Reporter: Rezki Apriliya Iskandar Editor: Budhy Tristanto 2931
(Foto: doc)
Dalam rangka mewujudkan Ibu Kota Jakarta yang maju kotanya dan bahagia warganya, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta berupaya mewujudkan impian warga Jakarta dalam hal hunian yang layak.
Kampung Akuarium yang berlokasi di Kelurahan Penjaringan, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara adalah salah satu RW Kumuh yang ditetapkan oleh Badan Pusat Statistik. Oleh karena itu, pada tahun 2018 Pemprov DKI Jakarta melaksanakan Program Peningkatan Kualitas Permukiman melalui Community Action Plan (CAP) di lokasi ini. Proses CAP dimulai dari sosialisasi, rembuk RW, FGD hingga penyusunan rencana penataan kampung dengan melibatkan masyarakat setempat.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Provinsi DKI Jakarta, Sarjoko menjelaskan, bahwa Kampung Akuarium dibangun paling awal dengan mempertimbangkan kesiapan dari sisi masyarakatnya maupun administratif.
"Kampung Akuarium dapat dibangun karena lahan Kampung Akuarium merupakan aset milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan peruntukan lahannya sesuai dengan rencana tata ruang," ujar Sarjoko, dikutip dari siaran pers PPID Provinsi DKI Jakarta, Jumat (14/8).
Sarjoko juga menyatakan proses penataan Kampung Akuarium tergolong unik karena berada di kawasan Kota Tua.
"Kampung Akuarium telah melewati diskusi yang cukup panjang, melewati pembahasan dan penyesuaian-penyesuaian yang dapat dilakukan sesuai dengan ketentuan dan aturan yang berlaku sebagai hunian massal di kawasan Cagar Budaya Kota Tua Jakarta," terang Sarjoko.
Pada mulanya, lahan yang akan dibangun Kampung Susun Akuarium ini merupakan pulau hasil sedimentasi tanah yang dibawa aliran sungai Ciliwung menuju muara. Sedimentasi tersebut terbentuk pada abad 18 dan berbentuk seperti pulau serta terletak di antara Museum Bahari dan Pelabuhan Sunda Kelapa. Sejarah lokasi ini tidak bisa lepas dari sejarah Batavia hingga jelang masa kemerdekaan dan sejarah kontemporer Jakarta sendiri termasuk pasca reformasi.
Pada tahun 1950, nama Akuarium menggantikan nama Pusat Laboratorium Penelitian Laut ketika Pemerintah Indonesia mengambil alih laboratorium tersebut dari Belanda. Pusat laboratorium ini kemudian dijadikan Wisata Akuarium oleh Pemerintah Kota Jakarta saat itu. Sejarah tersebut turut melekat pada warga Kampung Akuarium.
"Kami ini disebutnya “orang kota asli” karena kami lahir dan tinggal di kawasan cagar budaya. Kami hidup dengan sejarah, kenal dekat dengan sejarah Jakarta yang dulunya bernama Batavia. Jadi tinggal di sini merupakan kebanggaan tersendiri bagi saya karena berada di lingkup kawasan sejarah besar Jakarta," terang Diani, salah satu warga Kampung Akuarium.
Diani berharap, agar penataan Kampung Akuarium dapat membuktikan bahwa warga kampung dapat tetap hidup berdampingan dengan situs cagar budaya. Selain itu, dibangunnya Kampung Susun Akuarium diharapkan dapat meningkatkan ekonomi warga sekitar melalui sektor pariwisata.
"Ada banyak efek positif sebagai warga yang tinggal di sini. Sebagian dari kami bisa mendapat mata pencaharian seperti menjadi tour guide atau berkarya lewat souvenir. Dulunya juga banyak turis-turis asing yang tinggal di rumah warga saat melakukan wisata di kawasan Kota Tua dan sekitarnya," lanjut Diani.
Perencanaan pembangunan Kampung Akuarium dilakukan kolaboratif bersama warga. Warga Kampung Akuarium memberikan desain awal kampung akuarium kepada Pemprov DKI Jakarta untuk diteruskan menjadi desain perencanaan oleh Dinas perumahan dan Kawasan Permukiman DKI Jakarta. Pendekatan kolaboratif pada pembangunan kembali kampung akuarium diharapkan akan menjadi titik awal penataan permukiman yang kolaboratif di DKI Jakarta.
Diani berharap program penataan Kampung Akuarium dapat menjadi contoh kolaborasi yang baik antara pemerintah dan masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan.