Selasa, 21 Juli 2020 Reporter: Mustaqim Amna Editor: Andry 1370
(Foto: Mustaqim Amna)
Selama periode Mei hingga 20 Juli 2020, angka kebakaran di wilayah Jakarta Selatan mencapai 82 kasus. Dari jumlah kasus tersebut diketahui penyebab kebakaran masih didominasi korsleting listrik.
Kepala Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Sudin Gulkarmat) Jakarta Selatan, Helbert Plider Lumban Gaol mengatakan, kasus kebakaran yang disebabkan korsleting listrik mencapai 54 kasus disusul kebocoran gas 18 kasus dan membakar sampah 10 kasus.
"Jadi korsleting listik menjadi penyebab terbanyak kasus kebakaran," ujarnya, Selasa (21/7).
Ia melanjutkan, selama periode ini, kebakaran telah menghanguskan 35 bangunan rumah, 32 instalasi luar gedung, 10 bangunan perdagangan dan lima kendaraan. Lokasi kebakaran sendiri paling banyak terjadi di Cilandak dengan jumlah 20 kasus.
Sisanya di Jagakarsa, Kebayoran Baru, Pesanggrahan dan Pasar Minggu masing-masing 10 kasus, kemudian Kebayoran Lama dan Mampang Prapatan masing-masing tujuh kasus serta Tebet dan Setiabudi masing-masing empat kasus.
Menurut Helbert, kasus kebakaran yang terjadi selama periode ini sedikitnya berdampak terhadap 117 Kepala Keluarga (KK) atau 499 jiwa. Sementara total kerugian akibat kebakaran diperkirakan mencapai Rp 7.011.400.000.
"Selama periode ini kita telah kerahkan 135 personel dan 46 unit mobil pompa," tandasnya.