Selasa, 14 Juli 2020 Reporter: Nurito Editor: Erikyanri Maulana 1528
(Foto: doc)
Sejak Januari hingga pertengahan Juli 2020 tercatat jumlah kasus kebakaran di Jakarta Timur mencapai 165 kasus. Dari jumlah tersebut, kasus tertitinggi disebabkan oleh korsleting listrik.
Kasi Pengendalian Kebakaran dan Penyelamatan Sudin Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Sudin Gulkarmat) Jakarta Timur, Gatot Sulaeman merinci 165 kasus kebakaran tersebut terdiri dari kebakaran pada bangunan perumahan sebanyak 45 kasus, bangunan umum 30 kasus, bangunan industri dua kasus, kendaraan 16 kasus, sampah tujuh kasus, instalasi luar gedung 54 kasus, lapak satu kasus dan lain-lain sebanyak 10 kasus.
"Penyebab kebakaran tertinggi akibat korsleting listrik yang mencapai 112 kasus. Makanya kami tak henti-hentinya mengimbau masyarakat untuk lebih waspada. Apalagi saat musim kemarau, agar penggunaan aliran listrik lebih diperhatikan lagi," ujar Gatot, Selasa (14/7).
Setelah korsleting listrik, disusul kemudian akibat kompos gas sebanyak 19 kasus, rokok empat kasus dan lain-lain sebanyak 30 kasus kebakaran.
"Selama periode Januari hingga saat ini kami telah mengerahkan 539 unit armada pemadam kebakaran," katanya.
Ditambahkan Gatot, akibat kebakaran ini pihaknya mencatat sebanyak 85 kepala keluarga (KK) atau 571 jiwa kehilangan tempat tinggal. Kebakaran ini juga menyebabkan korban meninggal dunia lima orang dan luka-luka sebanyak tujuh orang.
"Sedangkan kerugian materiel yang ditimbulkan mencapai Rp 12,7 miliar," tandasnya.