Jumat, 06 Februari 2015 Reporter: Erna Martiyanti Editor: Erikyanri Maulana 7996
(Foto: Yopie Oscar)
Sejak, Jumat (6/2) pagi, Wakil Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidajat melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu. Setidaknya ada tiga pulau yang dikunjungi Djarot, yakni Pulau Untung Jawa, Pulau Pramuka dan Pulau Karya.
Berbagai permasalahan pun ditemukan mantan Walikota Blitar tersebut saat menginjakan kakinya di wilayah kepulauan di Provinsi DKI Jakarta tersebut. Salah satu proyek yang dianggap pemborosan adalah pembangunan Pusat Jajanan Serba Ada (Pujasera) di Pulau Untung Jawa. Padahal bangunan yang berada di pesisir pantai itu dibangun menghabiskan anggaran hingga miliaran rupiah.
Pembangunan Pujasera tersebut kali pertama dibangun pada tahun 2008. Pembangunannya dilanjutkan kembali pada tahun 2010 dengan total anggaran mencapai Rp 6 miliar. Namun, sejak selesai dibangun, hingga kini bangunan tersebut tak kunjung digunakan.
Alhasil, bangunan itu kini mulai mengalami kerusakan di bagian atap, dinding maupun lantai. Selain itu, dibeberapa sudut bangunan juga terlihat semak belukar yang tumbuh subur sehingga terkesan tidak terawat.
"Ini pelajaran bagus. Ini lah kita ingin tunjukan amburadulnya perencanaan masa lalu. Tahun depan tidak boleh lagi perencanaan yang tidak jelas seperti ini. Namanya pemborosan luar biasa," ujar Djarot, di Pulau Karya, Jumat (6/2).
Dia menilai, proyek tersebut amburadul lantaran selama ini dalam perencanaannya tidak pernah melibatkan masyarakat. Hal itu membuat perencanaan tidak tepat sasaran. Sehingga ke depan pembangunan harus melalui usulan dari masyarakat.
"Selama ini pembangunan selalu top down. Tidak melibatkan warga pulau.
Harusnya berkoordinasi jadi kan anggaran pembangunan tepat sasaran. Saya sampaikan sebesar apapun anggaran DKI, kalau perencanaan dan pelaksanaan tidak bagus maka tidak akan maksimal," katanya.Proyek lain yang dianggap Djarot sebagai pemborosan adalah pemecah ombak di Pulau Karya. Dia melihat, yang dibuat bukanlah pemecah ombak melainkan tanggul. Padahal di lokasi itu ombaknya tidak terlalu tinggi, karena posisinya yang dangkal.
"Kalau pemecah ombak itu bentuknya menjorok ke laut atau vertikal bukan horizontal seperti itu. Kalau itu seperti tanggul," ucapnya.
Masih di lokasi yang sama, Djarot juga menemukan 33 unit sepeda pemadam kebakaran yang baru tiba Jumat (6/2) pagi. Jumlah tersebut dianggap terlalu banyak. Terlebih, di wilayah Kepulauan Seribu hanya ada sejumlah pulau yang jumlah penduduknya cukup padat seperti, Pulau Panggang, Pulau Harapan, Pulau Pramuka dan Pulau Tidung.
"Satu pulau satu saja, karena kan banyak air di sini. Jadi tidak terlalu memerlukan ini (sepeda pemadam). Justru yang membutuhkan yang ada di daratan, seperti Tambora yang penduduknya padat. Nanti dikembalikan ini," tandasnya.