Kamis, 05 Februari 2015 Reporter: Jhon Syah Putra Kaban Editor: Dunih 5237
(Foto: Jhon Syah Putra Kaban)
Sekitar 100 orang gabungan dari pengojek, sopir bajaj dan taksi melakukan aksi demo dengan menutup semua pintu masuk Stasiun Gambir, Jakarta Pusat, sekitar jam 15.30. Penutupan dilakukan untuk meminta kejelasan terkait pemutusan keanggotaan parkir dari pengelola parkir stasiun.
Akibat aksi itu, sempat membuat kemacetan panjang. Pasalnya, kendaraan tidak dapat masuk melalui semua pintu, lantaran ojek dan bajaj sengaja parkir di depan pintu masuk.
Ali (36), sopir taksi mengaku, member parkir bulanannya tiba-tiba diputus sepihak oleh pengelola yaitu PT Reska Multi Usaha, anak usaha PT Kereta Api Indonesia (KAI).
"Kita tidak diizinkan masuk ke dalam lagi, hanya satu perusahaan taksi yang boleh, selainnya diminta keluar stasiun, termasuk ojek dan bajaj. Kami menolak ada monopoli," ujarnya. Kamis (5/2).
Padahal, selama ini menurutnya pihaknya selalu membayar yang besarannya bervariasi. Untuk bajaj dikenakan biaya Rp 90 ribu per bulan, ojek Rp 90 ribu dan taksi sebesar Rp 120 ribu. Uang itu dibayarkan secara langsung maksimal tanggal 5 setiap bulannya.
Terkait hal itu, General Manager PT Reska Stasiun Gambir, Lucas, enggan dimintai keterangan. Meskipun begitu, dirinya bersedia melakukan dialog dengan para pendemo. Sebelumnya pendemo juga sempat menggelar aksi unjuk rasa di Stasiun Cikini hingga akhirnya membubarkan diri.