Minggu, 10 Mei 2020 Reporter: Aldi Geri Lumban Tobing Editor: Toni Riyanto 2411
(Foto: doc)
Realisasi penanaman modal asing (PMA) di Jakarta pada triwulan pertama tahun 2020 menjadi yang tertinggi di Indonesia. Dalam periode Januari-Maret 2020 realisasi PMA di Jakarta mencapai Rp 13,1 triliun.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PM dan PTSP) DKI Jakarta, Benni Aguscandra menilai minat investasi di Jakarta cukup tinggi sekalipun pada kondisi pandemi COVID-19.
"Sesuai data dari Badan Koordinasi Penanaman Modal Republik Indonesia investasi di triwulan pertama sebesar Rp 20,1 triliun yang terdiri dari PMA Rp 13,1 triliun dan Penanaman Modal Dalam Negeri atau PMDN Rp 7 triliun," ujarnya, Minggu (10/5).
Benni menjelaskan, pada triwulan pertama ini sektor usaha yang menopang realisasi PMA di Jakarta didominasi oleh bidang usaha Telekomunikasi.
"Total ada 3.994 proyek dengan nilai PMA Rp 13,1 triliun, tertinggi di Indonesia berdasarkan lokasi. Sementara, realisasi PMDN sebesar Rp 7 triliun dengan 2.963 proyek," terangnya.
Menurutnya, untuk realisasi PMDN, ada beberapa proyek besar yang belum menyampaikan Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM). Untuk itu, Dinas PM dan PTSP akan melakukan koordinasi lebih lanjut dengan BKPM RI sekaligus menyusun strategi dalam meningkatkan realisasi investasi di tengah pandemi COVID-19.
"Kondisi saat ini berdampak pada sistem kerja perkantoran di Jakarta. Sehingga, masih ada beberapa proyek yang memiliki nilai investasi besar namun belum menyampaikan LKPM," ungkapnya.
Benni merinci, untu kota dan kabupaten di DKI Jakarta yang mencatatkan kinerja realisasi investasi selama Periode Triwulan I Tahun 2020 yaitu, Jakarta Selatan sebesar Rp 10,7 triliun (53,2persen); Jakarta Pusat Rp 4,7 triliun (23,6 persen); Jakarta Timur Rp 2,6 triliun (12,7 persen); Jakarta Barat Rp 1,6 Triliun (7,8 persen) dan; Rp 0,5 Triliun (2,6 persen) untuk wilayah Jakarta Utara dan Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu.
"Jakarta Selatan menjadi Kota Administrasi yang mencatatkan realisasi investasi baik PMA dan PMDN tertinggi pada periode Triwulan I Tahun 2020," bebernya.
Ia menambahkan, untuk asal negara dengan realisasi PMA terbesar di Jakarta terdiri dari Singapura dengan nilai investasi sebesar US$ 0,60 miliar atau 65,2 persen dari jumlah realisasi investasi PMA (US$ 0,9 miliar).
Kemudian, urutan kedua ada Republik Rakyat Tiongkok dengan nilai investasi sebesar Rp US$ 0,12 miliar (13,6 persen), kemudian Jepang sebesar US$ 0,10 miliar (11,3 persen) dan Hongkong sebesar US$ 0,01 Miliar (1,6 persen).
"Kami akan terus menjajaki peluang-peluang investasi dari negara lain dengan terus melakukan promosi, sosialisasi perizinan dan non-perizinan serta instrumen-instrumen lainnya yang membuat investor tertarik untuk berinvestasi. Tentunya, kegiatan itu akan kami sesuaikan dengan kebijakan pemerintah dalam pencegahan penyebaran COVID-19," imbuhnya.
Benni menuturkan, triwulan pertama ini memang cukup berat karena adanya pandemi COVID-19 yang berdampak pada pelemahan perekonomian dunia. Namun, masih ada kabar baik bahwa Jakarta masih menjadi yang terdepan dalam hal pencapaian realisasi investasi PMA
"Kami terus berusaha dapat meraih target realisasi investasi t
ahun 2020 yang telah ditetapkan sebesar Rp 110 triliun," tandasnya.