Layaknya sedang bermeditasi, Surini tampak fokus dan tenang menggerakkan canting yang dijepit ibu jari dan telunjuknya, mengikuti pola motif batik parang di atas selembar kain putih panjang.
Perempuan setengah baya ini terlihat sangat menikmati proses Nglowong (melekatkan malam di kain dengan canting sesuai pola, red) di salah satu sudut ruangan tempat tingggalnya di RT 02/11 Kelurahan Marunda, Jakarta Utara.
Sejak pemberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Jakarta, aktivitas yang biasanya dikerjakan di workshop Rusun Marunda itu kini harus digarapnya di rumah.
"Alhamdulillah proses produksi tidak terhambat COVID 19. Malah, selama pandemi ini bekerja dari rumah lebih produktif," katanya, Selasa (5/5).
Menurut Rini, peningkatan produktivitas itu terlihat dari lebih cepatnya proses pengerjaan dan makin banyak motif baru yang dihasilkan dirinya dan teman-teman pengrajin Batik Marunda lainnya.
"Sebelumnya pengerjaan satu kain bisa memakan waktu hingga dua pekan, sekarang bisa lebih cepat," tutur ibu rumah tangga yang tinggal di salah satu unit Rusun Marunda ini.
Meningkatnya produktivitas, ucap Surini, bisa terjadi karena proses mencanting bisa menjadi pengusir jenuh dan penghilang stress selama pemberlakuan sosial distancing sekaligus membunuh waktu menunggu berbuka puasa.
"Malah selama di rumah aja kita banyak bikin motif baru, seperti pakis dan panorama," terangnya.
Pembina Komunitas Membatik Rusun, Irma Gamal Sinurat mengakui, selama kondisi pandemi dan pemberlakukan PSBB ini pihaknya terpaksa menutup sementara gerai pusat penjualan Batik Marunda di Jl Lebak Bulus Raya nomor 35.
Sebagai gantinya, Irma mengaku telah memperkuat pemasaran melalui akun media sosial instagram dengan alamat batikmarunda@IG.
"Selama pandemi ini memang pemasaran kita agak kurang. Makanya selain IG kita juga sediakan hotline pemesanan via Whatsapp di 081292910050," tandasnya.
BERITA TERKAIT
Batik Marunda Dipamerkan di Jakarta Fashion Week 2020
Kamis, 24 Oktober 2019
3230
Batik Marunda, Berdayakan Warga Gali Potensi Lokal