Senin, 04 Mei 2020 Reporter: Wuri Setyaningsih Editor: Erikyanri Maulana 2762
(Foto: doc)
Selama penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Ibukota, PD PAL Jaya terus melakukan pemantauan agar tingkat pencemaran air permukaan menurun. Salah satu caranya dengan mengoperasikan pengolahan air limbah hasil IPAL Moving Bed Biofilm Reactor (MBBR).
Manager Operasi dan Pemeliharaan PD PAL Jaya, Adri Pontianti memastikan, mes
ki saat ini tengah diberlakukan PSBB, namun pencemaran yang masuk ke IPAL air limbah dari pelanggan tetap diolah sebelum dibuang ke air permukaan menurun."Setiap hari kita jaga sehingga kesehataan masyarakat juga tetap terjaga karena adanya dukungan sarana sanitasi yang baik," ujar Adri, Senin (4/5).
Dikatakan Adri, pada praktiknya PD PAL Jaya melakukan pengolahan terhadap air habis pakai atau air limbah domestik dari setiap rumah maupun gedung perkantoran sehingga dapat memenuhi baku mutu, sesuai peraturan Menteri Lingkungan Hidup No 68 tahun 2016 agar aman disalurkan ke badan air.
"Mekanismenya, air limbah yang sudah masuk melalui pengolahan instalasi limbah PD PAL Jaya dan masuk ke tempat air buanganya sebelum dikeluarkan ke saluran umum kita tambahkan larutan disinfektan, jadi aman," katanya.
Untuk penambahan disinfektan tersebut, PD PAL Jaya memiliki perhitungan tersendiri, sehingga tidak ada perubahan dalam sisa klornya.
"Yang berbeda itu jumlah petugas. Pada hari biasa setiap hari ada dari tiga sif, satu sifnya terdiri dari empat petugas. Selama PSBB ini tetap tiga sif hanya saja petugasnya menjadi dua per sifnya," tutur Adri.
Sedangkan untuk pembersihan MBBR dilakukan secara periodik seminggu sekali atau dua minggu sekali selama PSBB. Sebelumnya di hari biasa bisa mencapai empat hari sekali.
Ia mengaku selama PSBB, air limbah yang diolah PD PAL Jaya semakin berkurang, sebab banyak kantor, restoran dan toko yang tutup juga.
"Artinya, dengan jumlah tim yang dikurangi ini tidak ada masalah juga," tandasnya.