Jumat, 01 Mei 2020 Reporter: TP Moan Simanjuntak Editor: Andry 4985
(Foto: TP Moan Simanjuntak)
Menjalani pekerjaan di tengah pandemi COVID-19 bukan sesuatu yang mudah dilakukan banyak orang.
Namun hal itu mau tak mau harus dilakoni Agung Kurniawan (27) dan Murtado (40), para petugas kebersihan Museum Fatahillah, Taman Sari, Jakarta Barat.
Semenjak Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) diterapkan, museum yang bernama resmi Museum Sejarah Jakarta ini praktis tak beroperasi.
"Walau pun museum tutup, perawatan museum harus tetap kami lakukan," kata Agung kepada Beritajakarta.id, Jumat (1/5).
Selama bekerja, Agung mengaku hanya bertugas membersihkan bagian dalam dan luar museum. Sementara barang-barang koleksi museum hanya boleh dibersihkan tim dari Dinas Kebudayaan
DKI."Jadi yang bertugas merawat barang koleksi museum bukan orang sembarangan. Itu ada petugas khusus dari dinas," tuturnya.
Pria yang sudah enam tahun bekerja di Museum Fatahillah ini menilai pekerjaannya sebagai petugas kebersihan museum harus dikerjakan dengan hati-hati dan ekstra teliti. Mengingat, gedung maupun benda yang ada di dalam museum ini merupakan barang bersejarah.
"Saat bekerja melakukan bersih-bersih, saya harus ekstra hati-hati agar tidak ada benda di museum ini yang rusak," tuturnya.
Hal senada juga diutarakan Murtado. Ia mengutarakan, selama masa PSBB, petugas kebersihan Museum Fatahillah sepertinya bekerja dengan sistem piket.
"Kita bekerja bergantian. Sehari ada tiga sampai empat petugas yang piket," terangnya.
Ia mengungkapkan, pembersihan areal dalam gedung museum dilakukan seminggu sekali. Sementara bagian halaman luar gedung harus dibersihkan setiap hari.
"Ini kami lakukan untuk menjaga kebersihan gedung dan barang koleksi museum agar tetap bersih dan terawat," tandasnya.