Minggu, 15 Maret 2020 Reporter: Rezki Apriliya Iskandar Editor: Budhy Tristanto 2288
(Foto: Mochamad Tresna Suheryanto)
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terus mendorong adanya pembatasan interaksi dan jarak antar warga demi meminimalisir potensi penyebaran COVID-19 dengan beragam cara.
Salah satunya adalah memodifikasi pelayanan transportasi umum massal Transjakarta, Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta, dan Lintas Raya Terpadu (LRT) Jakarta.Gubernur Provinsi DKI Jakarta, Anies Baswedan menegaskan, langkah Pemprov DKI untuk mengelola mobilitasi penduduk ibukota agar bisa menjaga jarak antar warga (social distancing) salah satunya di transportasi umum massal, setelah sebelumnya Pemprov DKI mengeluarkan kebijakan serupa antara lain penutupan tempat umum (wisata), Car Free Day ditiadakan, pengubahan pola belajar, meminta masyarakat tinggal di rumah, anjuran untuk tidak meninggalkan kota dan pencabutan sementara kebijakan ganjil genap.
“Kita ingin menyampaikan pelayanan kendaraan umum di Jakarta akan mengalami perubahan, kita menurunkan secara ekstrim kapasitas pelayanan,” ungkap Anies pada Press Conference di Balairung, Balai Kota Jakarta, seperti dikutip dari siaran pers PPID, Minggu (15/3).
Anies mencontohkan, pada jadwal MRT semula keberangkatannya tiap 5 menit dan 10 menit, diubah mulai menjadi tiap 20 menit. Rangkaian MRT yang tiap hari ada 16 rangkaian akan berubah menjadi 4 rangkaian yang beroperasi, selain itu waktunya yang semula pukul 05.00-24.00 menjadi 06.00-18.00. Hal serupa juga dilakukan pada pelayanan LRT Jakarta, yang semula keberangkatan tiap 10 menit sekarang berubah tiap 30 menit dan waktu operasinya yang semula dari pukul 05.30-23.00 diubah menjadi 06.00-18.00.
“Begitu juga Transjakarta yang saat ini melayani 248 rute akan dikurangi secara signifikan menjadi 13 rute dan keberangkatnya setiap 20 menit, jam operasi TJ yang semula 24 jam diubah menjadi 06.00-18.00 lalu pelayanan bus sekolah selama dua pekan ke depan ditiadakan karena kita ubah pelayanan itu untuk kebutuhan masyarakat,” paparnya
Tak hanya itu, nantinya di stasiun MRT dan halte TJ akan ada pembatasan orang yang masuk, dengan tujuan mengurangi potensi interaksi yang ada dan potensi penularan.
Pada setiap stasiun dan halte juga akan ada pemeriksaan suhu tubuh dan bagi mereka yang ditemukan memiliki suhu tubuh lebih dari 38 derajat celcius akan ditempatkan di ruang tertentu untuk ditangani lebih jauh, pihak MRT LRT dan TJ juga akan memastikan bahwa hand sanitizers ada dimana-mana sehingga masyarakat yang menggunakannya pun bisa memanfaatkan dengan baik.
“Ini dilakukan dalam rangka mengurangi secara fisik. Kami berharap seluruh warga Jakarta mentaati, kalau kita mentaati ini maka Jakarta tak perlu ditutup. Kenapa? karena warganya sudah memilih untuk tinggal di rumah mengurangi interaksi fisik,” tambahnya.
Anies juga berharap, masyarakat bisa menyesuaikan dengan pelayanan transportasi umum massal yang baru ini, sehingga penyebaran COVID-19 dapat lebih ditekan.
“Kepada masyarakat saya berharap bisa menyesuaikan dengan jadwal transportasi umum yang baru dan kita berharap jika ada pertanyaan hubungi 112,” pesannya.
Sementara itu Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo menjelaskan ke-13 koridor TJ yang nantinya beroperasi adalah koridor utama TJ.
“Kemudian tambahan untuk TJ mulai nanti malam sampe pukul 22.00 operasional penuh, tetapi setelah itu Angkutan Malam Hari (AMARI) ditiadakan sampe dengan 2 minggu ke depan,” tandasnya.