Jumat, 06 Maret 2020 Reporter: Adriana Megawati Editor: Andry 2425
(Foto: doc)
Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Pusat akan melakukan monitoring harga rempah-rempah di sejumlah pasar tradisional di wilayahnya.
Monitoring dilakukan menyusul adanya kenaikan harga rempah-rempah setelah virus Corona masuk ke Indonesia.
Wakil Wali Kota Jakarta Pusat, Irwandi mengatakan, pihaknya tengah berkoordinasi dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait untuk memonitor harga rempah-rempah di pasaran.
"Kita mau monitoring di Pasar Senen, Pasar Kwitang
dan Johar Baru supaya tidak ada penimbunan," ujarnya, Jumat (6/3).Menurut Irwandi, salah satu upaya menekan harga rempah-rempah di pasaran bisa dengan mengajak masyarakat menanam tanaman obat keluarga (toga) melalui sistem pertanian perkotaan (urban farming).
"Urban farming dan ketahanan pangan ini harus jalan. Kita harus mulai dari diri sendiri," ucapnya.
Kepala Pasar Johar Baru, Suganda Lubis menjelaskan, harga rempah-rempah di pasar ini mulai beranjak naik seperti harga cengkeh Rp 200 ribu per kilogram, jahe Rp 100 ribu per kilogram, temulawak Rp 80 ribu per kilogram serta kencur Rp 100 ribu per kilogram.
Kendati demikian, pihaknya telah memberikan imbauan kepada 250 pedagang di Pasar Johar Baru untuk mematok harga terjangkau.
"Jika terjadi kenaikan signifikan akan ada operasi pasar. Stok kebutuhan pokok dan sembako di pasar ini aman dan stabil," tandasnya.