Senin, 02 Maret 2020 Reporter: Folmer Editor: Toni Riyanto 4091
(Foto: Istimewa)
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, menegaskan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta akan mengambil langkah-langkah respons cepat berdasarkan fakta dan situasi urgen dalam penanganan COVID-19.
Pernyataan ini disampaikannya usai melakukan rapat bersama seluruh jajaran Pemprov DKI Jakarta dan BUMD Provinsi DKI Jakarta di Balai Kota DKI Jakarta Pusat, Senin (2/3).
"Pemprov DKI Jakarta langsung mengambil langkah-langkah cepat bahwa kita akan selalu faktual, kita akan sampaikan fakta-fakta kenyataan seperti apa adanya. Kemudian, kita menyadari ini situasi urgen atau situasi genting, karena itu segalanya harus dikerjakan dengan cepat dan harus responsif," ujar Anies, dikutip dari siaran pers PPID Provinsi DKI Jakarta.
Pemprov DKI Jakarta memastikan akan secara rutin mengirimkan pesan berantai melalui aplikasi WA (whatsapp) maupun SMS, tentang potensi risiko apabila ditemukan tempat-tempat baru yang perlu dihindari dan/atau informasi baru yang perlu diketahui oleh masyarakat.
"Kita mengimbau kepada masyarakat juga untuk nomor satu, jangan bepergian ke lokasi-lokasi yang sudah dinyatakan sebagai tempat yang terjangkiti. Hindari tempat itu. Kemudian, Pemprov DKI Jakarta juga tidak akan mengeluarkan perizinan baru untuk kegiatan perkumpulan orang dalam jumlah yang besar. Dan yang sudah terlanjur keluar izinnya, akan direview kembali," terangnya.
Anies menjelaskan, standar operasional prosedur (SOP) bagi masyarakat yang merasakan kondisi gejala COVID-19 ataupun melihat seseorang yang memiliki gejala COVID-19 dengan langsung menghubungi nomor telepon 112 atau 119. Analisa diagnosa akan dilakukan secara jarak jauh melalui telepon dan konfirmasi gejala akan dilakukan dengan didatangi langsung ke kediaman (tempat) orang tersebut.
"Kami meminta jangan langsung ke fasilitas kesehatan. Mengapa? Bila sampai itu terkonfirmasi, untuk mengurangi potensi penularan. Kami yang akan jemput, akan ditelepon, akan dilakukan diagnosis melalui telepon, lalu akan didatangi, dan lalu dibawa ke fasilitas kesehatan. Kalau datang sendiri, nanti berangkatnya misalnya positif, berangkatnya di perjalanan punya potensi penularan, di ruang tunggu punya potensi penularan. Jadi, tinggal di tempat Anda berada dan kami yang akan jemput. SOP-nya seperti itu. Dan kita sudah siapkan tenaga yang cukup, fasilitas yang cukup untuk merespon itu semua, tapi semuanya dilakukan telepon dulu (untuk sementara)," urainya.
Anies mengimbau masyarakat untuk tidak ikut panic buying (pembelian secara berlebihan) karena stok kebutuhan Jakarta dalam kondisi cukup. Ia berharap, belanja eksesif karena khawatir stok yang berkurang tidak perlu dilakukan lantaran akan mengganggu stabilitas perekonomian.
"Lalu, saya mengimbau juga kepada seluruh masyarakat. Meskipun beramai-ramai belanja hand sanitizer, tapi sesungguhnya pembersihan yang paling baik itu justru menggunakan air dan sabun. Karena itu, cuci tangan dengan air dan sabun, airnya mengalir, itu jauh lebih efektif. Jangan enggan untuk melakukan itu. Hand sanitizer tentu bisa, tapi lebih bersih, lebih baik menggunakan air mengalir dan sabun," tuturnya.
Anies menambahkan, Pemprov DKI Jakarta terbuka atas segala informasi, khususnya ilmu pengetahuan, tentang COVID-19 yang perlu diketahui bersama dan ditanggapi secara cepat.
"Apabila ditemukan informasi yang perlu diketahui oleh pemerintah, laporkan. Kami siap untuk merespon dan tim kita akan berjaga 24 jam untuk tanggap COVID-19 ini," tandasnya.