Kamis, 09 Januari 2020 Reporter: Aldi Geri Lumban Tobing Editor: Toni Riyanto 1242
(Foto: Aldi Geri Lumban Tobing)
Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi DKI Jakarta, Mohamad Taufik mendukung dilakukannya rekayasa cuaca untuk meminimalisir atau mencegah potensi terjadinya banjir di Jabodetabek.
Taufik mengatakan, rekayasa cuaca menjadi bentuk pemanfaatan teknologi dan ilmu pengetahuan untuk membuat hujan ekstrem tidak menyebabkan terjadinya banjir.
"Melalui rekayasa cuaca itu, hujan bisa diarahkan di wilayah lautan. Sehingga, potensi terjadinya banjir di wilayah daratan bisa diminimalisir," ujarnya, di Gedung DPRD DKI Jakarta, Kamis (9/1).
Taufik menambahkan, meskipun sudah dilakukan rekayasa cuaca, kesiapsiagaan dan kewaspadaa perlu terus dilakukan.
"Saya minta seluruh Organisasi Perangkat Daerah di Pemprov DKI harus terus siaga serta mengimplementasikan early warning system dan melakukan mitigasi bencana dengan baik," terangnya.
Tidak kalah penting, sambung Taufik, semua pompa, baik stasioner maupun mobile, termasuk yang ada di underpass-underpass harus dipastikan dalam kondisi prima dan siap digunakan.
"Saya kira, semua yang menjadi langkah antisipatif dan penanganan terkait banjir harus dimaksimalkan," tandasnya.
Untuk diketahui, Badan Nasional Penanggulangan bencana (BNPB) bekerja sama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) serta TNI melakukan rekayasa cuaca untuk mengurangi intensitas hujan di kawasan Jabodetabek, Selasa (7/1). Hasilnya hujan dengan intensitas sedang sampai lebat berhasil dialihkan ke laut sebelum memasuki Jabodetabek.
Teknologi modifikasi cuaca (TMC) yang diterapkan adalah menyebar Natrium Klorida (NaCl) sebanyak 6,4 ton menggunakan dua pesawat jenis CN 295 dan Casa 212-200. Hal itu dilakukan dengan tujuan menyemai awan di barat daya, barat, dan barat laut.
Melalui penyemaian yang dilakukan, hujan berhasil diturunkan di Laut Jawa yang ada di barat laut Jabodetabek dan kawasan Selat Sunda yang ada di barat daya Jabodetabek.