Rabu, 27 November 2019 Reporter: Wuri Setyaningsih Editor: Budhy Tristanto 1622
(Foto: Wuri Setyaningsih)
Sejak resmi beroperasi Maret lalu, hingga pertengahan November 2019 ini PT MRT Jakarta mencatatkan laba bersih sekitar Rp 60 miliar dari pendapatan total sekitar Rp 1 triliun.
Direktur Utama MRT Jakarta, William Sabandar mengatakan, pihaknya menghitung angka pendapatan karena hutang pembangunan MRT tidak dibebankan kepada korporasi.
Pendapatan sebesar Rp 1 triliun lebih, jelas William, berasal dari public service obligation (PSO/subsidi) sebesar Rp560 miliar, pendapatan dari tiket Rp 180 miliar, laba dari non tiket Rp 225 miliar dan eks bunga bank Rp 40 miliar.
"Dari pendapatan sekitar Rp 1 triliun lebih itu, kita keluarkan untuk operasional dan lain-lain Rp 940 miliar. Jadi laba bersih sekitar Rp60 miliar," ujar William di kantornya, Rabu (27/11).
Ia menjelaskan bahwa angka paling tinggi ini diperoleh dari pendapatan non tiket atau non firebox, yakni pendapatan telekomunikasi dua persen, iklan 55 persen, retail satu persen dan naming rights 13 persen.
"Kami targetkan pendapatan non tiket pada 2020 nanti sekitar Rp200 hingga Rp250 miliar, lalu pada 2021 sebesar Rp 300 hingga Rp350 miliar. Dengan angka ini, kami harapkan sudah bisa memberikan deviden kepada pemerintah." tutupnya.