Selasa, 01 Oktober 2019 Reporter: Folmer Editor: Budhy Tristanto 3200
(Foto: Folmer)
Ide dan kreativitas dipadu dengan tekad kuat dalam berusaha, kerap membuahkan hasil memuaskan. Setidaknya, alur hidup inilah yang pernah dilakoni Jaja Mujahidin. Pria berusia 46 tahun ini, sekarang telah menikmati manisnya berbisnis olahan rumput laut.
Pelaku usaha binaan Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (KPKP) DKI Jakarta ini, sudah 15 tahun lebih menggeluti usaha pengolahan rumput laut yang dikemas menjadi produk makanan jeli, kopi dan pupuk.
Kepada beritajakarta.id, Jaja menuturkan, sebelumnya dia pernah bekerja sebagai sopir pada salah satu perusahaan swasta di bilangan Kembangan, Jakarta Barat. Sambil bekerja, Jaja juga membuka usaha sampingan menjual es buah dengan campuran rumput laut.
“Pag hari, sebelum berangkat kerja, saya pergi ke pasar beli keperluan es. Lalu saya olah. Saudara saya yang bantu penjualan, saya kerja," kenang Jaja.
Seiring perjalanan waktu, usaha penjualan es buahnya pun makin berkembang. Dari awalnya hanya satu gerobak, dalam kurun waktu sekitar enam bulan, dia sudah punya lima gerobak es buah.
Pengembangan usaha ini berimbas pada peningkatan permintaan rumput laut. Instituisi bisnis Jaja mulai terasa, dia pun mencoba memasok sendiri rumput lautnya. Selain untuk keperluan dagangannya, rumput laut yang didapat Jaja ia pasarkan lagi ke pedagang es lainnya.
Melihat potensi bisnis ini, akhirnya Jaja memilih keluar dari pekerjaan sebagai sopir. Dengan uang pesangon yang diterima, Jaja pun nekat terjun langsung menggeluti bisnis rumput laut.
Pelan tapi pasti, bisnis es buah dan penjualan rumput laut Jaja pun semakin meningkat. Relasi semakin meluas pesat. Saat ini, omzet produksinya sudah mencapai 100 ton per bulan.
"Alhamdulilah, produk makanan olahan dari rumput laut tanpa bahan pengawet yang saya jalankan semakin berkembang. Konsumen yang membeli sangat besar dan saya berinovasi mengembangkan dengan membuat kopi dan pupuk tanaman," ujar Jaja, Selasa (1/10).
Pada April 2019, Dinas KPKP DKI Jakarta dan PGO mengajak Jaja untuk menggelar program Pengembangan Kewirausahaan Terpadu (PKT) budidaya rumput laut bagi warga Kabupaten Kepulauan Seribu.
"Alhamdulilah, pembinaan dan pelatihan budidaya rumpu laut disambut antusias warga yang tinggal di sejumlah Pulau. Sekitar 1.000 warga telah ikut program PKT budidaya rumput laut dan hasil panen saat ini mencapai 20 ton per bulan dari target hingga akhir 2019 sekitar 100 ton per bulan," katanya.
Jaja berharap, pada 2020 mendatang terbentuk koperasi sebagai wadah bagi petani budidaya rumput laut di Kepulauan Seribu untuk mendapatkan bibit dan memasarkan produknya.
"Saya juga berharap adanya pengaturan
lalu lintas transportasi masuk ke sejumlah pulau sehingga areal budidaya rumput laut milik warga tidak rusak akibat terjangan ombak kapal atau perahu," tandasnya.