Minggu, 29 September 2019 Reporter: Mustaqim Amna Editor: Toni Riyanto 1802
(Foto: Mustaqim Amna)
Stan Balkot Farm yang mengikuti kegiatan Semasa atau Cultural Creative Market and Tour in Historical Places of Jakarta di Gedung Balai Kota DKI Jakarta, ramai dikunjungi warga.
Pantauan beritajakarta.id, mereka terlihat antusias saat mendengar pengarahan dari Kerukunan Tani Perkotaan Jakarta (KTPJ) yang menjaga stan Balkot Farm.
Salah seorang pengunjung yang merupakan warga Muara Karang, Pluit, Jakarta Utara, Hebi (58) mengatakan, dirinya memang suka bercocok tanam. Sehingga, stan Balkot Farm tersebut sangat menarik baginya.
"Petugas yang menjaga stan sangat edukatif dalam menyampaikan informasi, termasuk soal urban farming," ujarnya, Minggu (29/9).
Menurutnya, konsep urban farming sangat bagus sekali diterapkan untuk menyikapi keterbatasan lahan.
"Ini saya sudah membeli bibit tanaman. Mau mencoba menanam tanpa pestisida," terangnya.
Selain itu ada Nurman, warga Kelurahan Kebon Manggis, Matraman, Jakarta Timur yang mencoba memahami konsep urban farming setelah melihat Balkot Farm.
"Ternyata bercocok tanam dengan urban farming membuat semua menjadi mudah meski menggunakan lahan yang sedikit. Kebetulan saya di rumah juga hobi bertanam, seperti kamboja, sirsak, dan jeruk," ungkapnya.
Ia menambahkan, saat ini dalam bercocok tanam masih menggunakan media pot. Namun, ke depan dirinya ingin menerapkan sistem hidroponik karena lebih efisien dan menghemat tempat.
"Kebetulan saya lagi tanya-tanya bibit yang bagus untuk ditanam di rumah," tandasnya.
Untuk diketahui, stan Balkot Farm menjual berbagai bibit tanaman dengan harga mulai Rp 10.000 sampai Rp 15.000. Kemudian, ada juga starter kit dari paralon wadah tanaman seharga Rp 195 ribu, pupuk organik Rp 15 ribu, dan rock wool Rp 15 ribu.