Rabu, 18 September 2019 Reporter: Mustaqim Amna Editor: Toni Riyanto 3496
(Foto: Reza Hapiz)
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta meraih penghargaan atas program peningkatan kualitas layanan anak usia dini dari NGO internasional Save The Children. Penghargaan diberikan dalam kegiatan pertemuan mitra Save The Children ke-10 tahun 2019 di CGV Cinemas, Bella Terra, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Rabu (18/9).
Pemprov DKI Jakarta dinilai telah menjadi mitra strategis dan taktis dalam kolaborasi bersama untuk mewujudkan kota layak anak dan kota berketahanan.
"Kami menyampaikan terima kasih atas penghargaan yang diberikan untuk Pemprov DKI Jakarta. Insya Allah ini akan menambah motivasi kita di dalam bekerja untuk anak-anak kita di Jakarta. Kami memang menginginkan agar Jakarta menjadi kota yang layak anak. Dalam pandangan kami, bila sebuah kota itu ramah pada anak, ramah pada lansia, ramah pada penyandang disabilitas, maka insya Allah kota itu akan ramah pada semuanya. Karena itu, kita ingin konsentrasikan kepada tiga ini," ujar Anies, dikutip dari siaran pers PPID Provinsi DKI Jakarta.
Anies menegaskan, pemerintah yang berorientasi pada keberlanjutan hingga masa depan akan menjadikan pendidikan dan kesehatan sebagai prioritas. Karena itu, Anies menyatakan DKI Jakarta terbuka untuk berkolaborasi dengan siapa saja untuk dapat meraih generasi masa depan yang sehat, mandiri, serta bermanfaat kepada lingkungan dan sesama.
"Kami ingin mendorong terus agar terbangun sebuah ekosistem yang sehat bagi program kota layak anak. Dan program seperti ini, kegiatan untuk membangun kota layak anak, itu tidak bisa hanya dikerjakan oleh pemerintah saja, tidak bisa dikerjakan hanya oleh masyarakat sipil saja, orang tua saja. Tidak bisa. Karena itu harus membangun sebuah kolaborasi. Karena itu kita sering mengistilahkan kota kolaboratif. Kota kolaboratif artinya kami di Pemprov DKI Jakarta sebagai kolaborator dan masyarakat sebagai co-creator. Artinya solusi atas hal-hal yang terkait dengan pembangunan kota layak anak itu bisa muncul dari semua pihak, tidak dimonopoli oleh pemerintah," terangnya.
Ia berharap, DKI Jakarta dapat terus berkembang sebagai kota layak anak yang memberikan ruang bagi generasi muda untuk tumbuh sesuai dengan potensi terbaiknya. Menurutnya, institusi sekolah, keluarga dan rumah, maupun lingkungan publik harus menjadi ruang yang menyenangkan bagi perkembangan anak-anak.
"Ketika kita berbicara tentang bagaimana menciptakan ekosistem yang sehat bagi anak-anak, maka kita harus benar-benar mengadopsi pendekatan-pendekatan terbaru. Kita di Jakarta tidak boleh dan tidak punya alasan untuk tertinggal di dalam memahami perkembangan terbaru. Karena itu, saya berharap sekali bahwa program-program kota layak anak ini memperhatikan keragaman dengan menggunakan pendekatan-pendekatan terbaru. Dan kita berharap pada kita semua, tempatkan anak siapapun sebagai anak kita atau sebagai adik kita. Kita harus bangun kesadarannya," ungkapnya.
Selain pertemuan mitra Save The Children ke-10 tahun 2019, kegiatan tersebut juga merupakan penutupan program literasi digital "IT for learning" yang telah diselenggarakan di beberapa sekolah di Jakarta. Program ini memberikan kesempatan bagi guru untuk memanfaatkan teknologi informasi komunikasi (TIK) dalam mendukung kegiatan belajar mengajar di kelas, sehingga materi yang diberikan bisa lebih variatif.