Selasa, 23 Desember 2014 Reporter: Budhi Firmansyah Surapati Editor: Erikyanri Maulana 9966
(Foto: Budhi Firmansyah Surapati)
Sejak terbentuk pemerintahan tahun 2003 lalu hingga kini Kabupaten Kepulauan Seribu belum memiliki pasar rakyat. Alhasil untuk memenuhi kebutuhannya, lebih dari 23 ribu penduduk wilayah kepulauan itu terpaksa harus mendapatkannya ke wilayah daratan atau menunggu kedatangan pedagang keliling.
Para pedagang keliling pun biasanya hanya datang sekali dalam sepekan yakni hari setiap hari Rabu atau Kamis dengan menggunakan kapal mengunjungi pulau-pulau padat penduduk. Namun, hal itu pun masih kerap menemui kendala terutama saat cuaca buruk sehingga warga harus menunggu lebih lama kedatangan pedagang keliling.
Ketua RT 03/02 Kelurahan Panggang, Kecamatan Kepulauan Seribu Utara, Tiyik Abidin mengatakan, saat dilanda cuaca buruk, warga makin kesulitan untuk mendapatkan kebutuhan sehari-hari. "Untuk memenuhi kebutuhan hidup, selama ini warga beli dari pedagang keliling. Tapi kalau sedang dilanda cuaca buruk seperti saat ini banyak warga yang membeli kebutuhan dari tengkulak," ujar Abidin, Selasa (23/12).
Dengan membeli dari tengkulak, warga terpaksa harus merogoh koceknya lebih dalam. Sebab, para tengkulak biasanya menaikkan harga dagangannya 10 persen dari harga yang biasa dijual dari pedagang keliling.
"Warga berharap dibangun pasar yang permanen di pulau sehingga warga bisa dengan mudah berbelanja ke pasar. Kita sudah komunikasi dengan pak Bupati dan kami dengar beliau sudah mengusulkan tapi belum ada realisasinya," ucap Abidin.
Menanggapi hal ini, Bupati Kepulauan Seribu, Asep Syarifudin mengatakan, pihaknya sudah mengusulkan pendirian pasar ke Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil Menengah dan Perdagangan (KUMKMP) DKI Jakarta.
"Sudah saya usulkan sejak 2013. Tapi informasi yang saya terima baru 2015 mendatang akan direalisasikan," ungkapnya.
Secara terpisah, Kepala Dinas KUMKMP DKI Jakarta, Joko Kundaryo mengatakan, pembangunan pasar merupakan kewenangan PD Pasar Jaya. Meski begitu, untuk memenuhi kebutuhan warga, pihaknya bisa saja membangun Lokasi Binaan (lokbin) sebagai tempat jual beli untuk memenuhi kebutuhan warga di Pulau Seribu.
"Silahkan mengusulkan, secara resmi pihak kabupaten bisa mengajukan ke kami," katnya.