Jumat, 05 Juli 2019 Reporter: F. Ekodhanto Purba Editor: Erikyanri Maulana 1795
(Foto: F. Ekodhanto Purba)
Sore itu, dua anak perempuan tampak tekun berburu buku di Jakbook Pasar Buku Kenari, Jl Salemba Raya No 2, Kenari, Jakarta Pusat. Kedua anak perempuan itu tampak sedang berburu buku pelajaran sekolah dan buku-buku cerita yang mereka gemari.
"Kami datang bersama ibu. Kami mau mencari buku pelajaran sekolah dan buku cerita yang menarik, misalnya buku Panji Koming, dongeng dan lain-lain" ujar Salsa, siswa kelas empat sekolah dasar,
kepada beritajakarta.id, Kamis (4/7)Di tempat yang sama, tampak seorang pemuda mengenakan kemeja lengan panjang berwarna merah sedang sibuk memilah dan memilih buku-buku yang tersusun rapi di rak-rak buku dari salah satu toko buku yang ada di Pasar Buku Kenari.
"Saya ke sini mau cari buku-buku seni musik untuk kepentingan kuliah dengan harapan harga bukunya bisa murah," kata Heri (21), salah seorang mahasiswa jurusan seni musik dari salah satu perguruan tinggi yang ada di Jakarta.
Dirinya mengaku baru kali pertama datang ke Jakbook Pasar Buku Kenari yang informasinya ia peroleh dari internet. Menurutnya, secara tempat, Pasar Buku Kenari ini sangat nyaman dan aman. Sebab, para pembeli tidak kepanasan dan tidak kehujanan, apalagi harus takut kesenggol motor atau dicopet.
"Harapannya, pihak pengelola bisa mengajak para pedagang buku lainnya yang ada di Jakarta untuk berjualan di sini. Dengan demikian, bukunya akan semakin bervariatif dan tentunya harganya murah," tambahnya.
Salah seorang pedagang buku, Parlindungan Hasibuan (40) mengungkapkan, sejak 1998 ia sudah berjualan buku di Jakarta, baik itu jualan keliling, menyewa toko buku maupun berjualan buku di bibir jalan. Pada awal Ramadan 2019 lalu, ia memilih untuk menempati salah satu kios buku yang ada di Pasar Buku Kenari dengan alasan, murah, mudah dan nyaman.
Untuk saat ini, kata Parlindungan, pengunjungnya belum terlalu ramai. jika dirata-rata pada hari biasa pengunjungnya sekitar 50 orang, dan akan meningkat jumlahnya saat weekend.
Mengenai biaya sewa, ia dan para penjual buku di Pasar Buku Kenari ini tidak dikenakan biaya sewa toko dan hanya diwajibkan membayar uang listrik serta uang kebersihan yang antara Rp 250 ribu hingga Rp 300 ribu per bulan.
"Harapannya, Pasar Jaya bisa melakukan promosi ke media-media serta menjalin kerja sama dengan komunitas, penulis, pihak sekolah, kampus mengenai keberadaan pasar buku ini agar masyarakat banyak yang tahu," harapnya.
Sementara itu, Asisten Manager Humas Perumda Pasar Jaya, Amanda Gita Dinanjar mengatakan, latar belakang dari pendirian pasar buku ini mendukung program Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan dalam rangka meningkatkan minat baca warga Jakarta.
"Dengan kata lain, pasar buku ini hadir dengan menggabungkan konsep toko buku modern dan tradisional, namun dengan harga yang cukup bersaing sehingga harganya tetap terjangkau," tuturnya.
Dijelaskan Amanda, untuk sarana dan prasarananya digabungkan dalam satu konsep terdiri dari pasar buku, PAUD, Jakmart, coffe corner, co-working space, area pameran, food court, dan ruang baca.
Selain itu, untuk menarik minat para pembeli pihaknya juga memberikan diskon hingga 30 persen pada beberapa item agar para pembeli bisa mendapatkan buku dengan harga bersaing. Untuk jenis bukunya beragam, mulai dari buku umum, buku pendidikan, kesehatan, novel, biografi, kamus dan lebih dari 50 kategori lainnya.
Ia menambahkan, buku yang sudah tersedia saat ini lebih dari 3.500 judul buku dan jumlahnya masih akan terus bertambah. Pihaknya juga membuka peluang kerja sama dengan para penulis dan penerbit buku berbagai genre. Selain itu, para penulis dan penerbit buku juga bisa menggelar acara bedah buku di Pasar Buku Kenari ini. Caranya mudah, yaitu mendaftar sebagai supplier buku atas nama penerbitnya.
"Setelah, Pasar Buku Kenari, ke depan kami juga akan membangun lima pasar buku di lima wilayah kota DKI Jakarta," tandasnya.