Sabtu, 13 April 2019 Reporter: Aldi Geri Lumban Tobing Editor: Toni Riyanto 3408
(Foto: Aldi Geri Lumban Tobing)
Unit Pengelola (UP) Museum Kesejarahan
Jakarta berkerja sama dengan Sanggar Margasari menggelar pentas Rekonstruksi Sejarah dengan mengangkat cerita rakyat "Singa Betina Dari Marunda".Pantauan beritajakarta.id, pementasan dimulai pukul 19.30 WIB dan terbuka untuk umum dan tanpa dipungut tarif alias gratis.
Pementasan "Singa Betina dari Marunda" menceritakan tentang pendekar dan pejuang wanita dari Tanah Betawi bernama Mirah di abad 19. Mirah sangat masyur di kawasan Marunda, Jakarta Utara, berkat keberanian dan kemampuan bela dirinya. Sehingga, menjadikannya sangat disegani oleh para pendekar silat, dan ditakuti para perompak maupun perampok kala itu.
Kepala UP Museum Kesejarahan Jakarta, Sri Kusumawati mengatakan, cerita rakyat Singa Betina dari Marunda dipilih karena pada 21 April mendatang akan ada peringatan Hari Kartini.
"Mirah banyak melakukan perjuangan fisik berbekal keahlian bela diri, pencak silat. Maka itu, cerita ini mengandung nilai keberanian, ketangguhan, perjuangan, dan emansipasi," ujarnya, yang akrab disapa Ati, Sabtu (13/4) malam.
Ati menjelaskan, pihaknya sengaja menggelar pertunjukan ini pada akhir pekan di saat jumlah pengunjung tinggi. Selain memberikan hiburan, UP Museum Sejarah Jakarta ingin menghadirkan pemahaman sejarah serta nilai-nilai karakter positif.
"Banyak pesan-pesan baik yang bisa diambil oleh para penonton pementasan ini," terangnya.
Ia menambahkan, bersamaan dengan pelaksanaan pentas Rekonstruksi Sejarah juga diadakan bazar kuliner. Sehingga, pengunjung dapat menyaksikan pementasan dalam suasana yang lebih santai dan nyaman.
"Ini akan menjadi inovasi kami dengan memperbanyak pementasan saat malam hari," tandasnya.