Selasa, 19 Maret 2019 Reporter: Wuri Setyaningsih Editor: Rio Sandiputra 2924
(Foto: Wuri Setyaningsih)
Penjualan batik Betawi di kawasan Perkampungan Budaya Betawi (PBB) Setu Babakan, Jagakarsa, Jakarta Selatan, terus meningkat. Apalagi setelah para pengrajin
batik Betawi mendapatkan pelatihan dan pendampingan dari Unit Pengelola Kawasan (UPK) Setu Babakan.Kepala Sanggar Batik Betawi UPK Setu Babakan, Syabikun Arief mengatakan, saat ini batik Betawi mulai menjadi pilihan. Terlebih PBB Setu babakan menjadi pusat pelestarian dan pengembangan budaya Betawi.
"Sejak 2016 kita dibina oleh UPK Setu Babakan dari Pemprov DKI Jakarta langsung. Peningkatan kualitas produk dan pemasaran pun sangat diperhatikan," ujarnya, Selasa (19/3).
Menurut Syabikun, pihaknya saat ini bisa mempekerjakan 12 orang pegawai. Mereka ada yang bertugas membuat pola, membatik, bagian penebalan warna hingga pemasaran.
"Kita produksi batik cap dan batik tulis. Harganya untuk batik cap antara Rp 137 ribu hingga Rp 375 ribu, sementara untuk batik tulis Rp 750 ribu hingga belasan juta. Semua tergantung kualitas kain hingga kesulitan pembuatan gambarnya," jelas Syabikun.
Dengan pembinaan dan pendampingan dalam pemasaran, lanjut Syabikun, saat ini omzet penjualan batik Betawi di sanggarnya bisa Rp 15-23 juta per bulan. Padahal sebelumnya, masih di bawah Rp 10 juta.
"Harapan kita dengan batik, budaya Betawi bisa terus lestari dan berkembang," tandasnya.