Sabtu, 09 Maret 2019 Reporter: Wuri Setyaningsih Editor: Rio Sandiputra 3301
(Foto: Wuri Setyaningsih)
Memanfaatkan lahan milik Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) DKI Jakarta, beberapa warga Ciganjur, Jakarta Selatan, bertani sayur-sayuran organik. Penggunaan pupuk kandang, menghindari sayuran terpapar zat kimia.
Salah satu warga yang memanfaatkan lahan tersebut yaitu Fatmawati (52). Warga RW 05 Kelurahan Ciganjur ini telah tiga tahun bercocok tanam berbagai jenis sayuran.
"Alhamdulillah kita boleh memanfaatkan lahan ini untuk tanam sayuran. Macamnya seperti kangkung, bayam, kenikir, cabai, kadang diselingi kacang panjang dan timun," ungkap Fatmawati, Sabtu (9/3).
Menurutnya, jenis sayuran yang ditanam memiliki masa panen relatif singkat. Sehingga dalam setahun bisa berkali-kali panen.
"Seperti bayam dan kangkung itu kan sebulan sekali panen. Kecuali kacang panjang dan timun, bisa sampai enam bulan," tuturnya.
Hasil panennya, lanjut Fatmawati, ada yang dikonsumsi sendiri dan selebihnya dijual. Untuk kangkung dan bayam dijual dengan harga Rp 600 per ikat. "Timun dan kacang panjang liat harga pasar, bisa Rp 2.500 sampai Rp 5.000 per kilogram. Ya lumayan buat tambahan belanja kebutuhan rumah tangga
," tandasnya.