Selasa, 02 Desember 2014 Reporter: Folmer Editor: Agustian Anas 7651
(Foto: doc)
Meski sudah menjadi peserta program kesehatan, namun sejumlah warga Jakarta masih saja ditolak oleh rumah sakit. Namun penolakan ini dikarenakan warga tidak menaati aturan yang telah ditentukan.
Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, mengatakan, seorang pasien peserta program kesehatan tanpa surat rujukan dari dokter puskesmas tidak bisa langsung mendatangi rumah sakit, apalagi rumah sakit bertipe A seperti RSCM.
"Anda pasti ditolak berobat bila langsung ke RSCM karena rumah sakit itu rujukan tersier, yang paling atas. Jadi, kalau sakit tidak bisa langsung ke RSCM, tapi ke puskesmas. Kalau semakin parah, ke RSUD. Sekarang RSUD Tarakan sudah sekelas RSCM, kok," kata Basuki di Balaikota, Selasa (2/12).
Ia mengatakan, pasien peserta program kesehatan tidak mau mengikuti jalur pelayanan biasanya warga kelas menengah. "Sedangkan warga kelas bawah tidak akan pilih-pilih terhadap pelayanan kesehatan yang diterimanya," ujarnya.
"Bagaimana membedakan antara warga miskin dan kaya? Basuki menjelaskan, orang miskin tidak akan pilih-pilih rumah sakit. Sedangkan, si kaya saat sakit tidak bersedia masuk di kelas 3 yang (satu bangsal) 10 orang. Mereka maunya ke RS Pondok Indah atau ke Singapura, itu orang kaya.
"Yang protes-protes itu kelas menengah, yang milih-milih dokter. Mau langsung datang (ke RS) ya tidak bisa. Apalagi kalau langsung ke UGD, padahal dia tidak sakit. Yang seperti itu yang sering ditolak, kemudian ngoceh-ngoceh 'saya ditolak'," jelasnya.
Mantan Bupati Belitung Timur ini mengklaim berani mengatakan hal tersebut karena selama dua tahun menjadi pejabat di Jakarta, dirinya telah banyak mempelajari banyak hal dari kasus-kasus serupa yang pernah terjadi sebelumnya.
Namun, Basuki berjanji akan mengecek kembali kasus ditolaknya Muhammad Firdaus, seorang bayi yang lahir secara tidak normal oleh RSCM pada Minggu (30/11) lalu.
Firdaus adalah anak dari Ahmad Daud (32) dan Nurahmah (25), warga RT 03/19, Kelurahan Tugu Utara. Belum diketahui pasti apakah orangtua Firdaus mengikuti program kesehatan atau tidak.
Sekadar diketahui, Firdaus lahir dengan kondisi tubuh tidak normal atau kongenital multiple. Kondisi fisik Firdaus cacat, Jari tangan kanan Firdaus hanya ada tiga dan kaki kirinya tanpa jari.
Bagian kepala Firdaus juga tidak terbentuk sempurna. Sebelum ditolak oleh RSCM, orang
tua Firdaus sempat dibawa ke Puskesmas Kecamatan Koja, Jakarta Utara, kemudian ke RSUD Koja.