Rabu, 26 November 2014 Reporter: Folmer Editor: Dunih 11371
(Foto: doc)
Kartu Jakarta Pintar (KJP) yang sebelumnya bisa diuangkan dalam bentuk tunai, ke depan akan diubah menggunakan e-Money (uang elektronik). Dengan sistem itu, siswa tidak lagi mencairkan uang lewat ATM, tapi tinggal mendebet di mana pun ia membeli keperluan sekolah.
"Mulai tahun depan, si anak A yang menerima dana KJP tidak bisa lagi menarik uang tunai. Nanti di setiap sekolah akan disiapkan mesin ADC. Siswa yang makan di kantin, tinggal autodebet. Begitu pula siswa naik bus Transjakarta. Tidak boleh lagi tarik cash. Siswa ingi beli keperluan sekolah seperti buku, baju, tas dan sepatu, silakan membeli di pameran Jakarta Book Fair yang digelar setiap tahun sekali," kata Basuki Tjahaja Purnama, Gubernur DKI Jakarta di Balaikota, Rabu (26/11).
Ia mengatakan, penerapan sistem e-Money dalam program KJP untuk mengajarkan kepada seluruh siswa perihal pentingnya menabung. Meskipun begitu, dana KJP yang diperoleh dari Pemprov DKI masih dapat digunakan untuk pemenuhan kebutuhan si anak selama bersekolah dari jenjang SD hingga SMA.
"Uang hari ini lebih berharga daripada esok. Ini prinsip prinsip kenapa harus menabung, bagaimana investasi. Kita mulai dari yang kecil-kecil seperti ini," ucapnya.
Basuki berharap, dengan tidak memegang uang tunai siswa dapat berhemat, sehingga saat dewasa siswa dapat mengelola keuangan dengan baik. Selain untuk siswa pembiasaan e-Money juga akan diterapkan dalam program penataan pedagang kaki lima (PKL) dan penghuni rumah susun sederhana sewa (rusunawa) di ibu kota.
"Jasa transportasi bus di ibu kota juga akan menerapkan e-Money. Karena dengan diterapkannya sistem ini, kita jadi bisa tahu kebutuhan warga terhadap layanan kendaraan umum. Kami bisa membuat rute bus baru melihat dari data pengguna e-Money. Misal dari stasiun jempol ke stasiun kelingking nggak perlu muter ke telunjuk dulu. Kita bisa bikin rute bus dari jempol langsung ke kelingking," tandasnya.