Selasa, 27 November 2018 Reporter: Aldi Geri Lumban Tobing Editor: Toni Riyanto 3019
(Foto: Aldi Geri Lumban Tobing)
Dinas Perindustrian dan Energi (PE) DKI Jakarta akan terus memperbanyak sumur resapan sebagai salah satu upaya untuk mengatasi terjadinya land subsidance atau penurunan muka tanah.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas PE DKI Jakarta, Ricki M Mulia mengatakan, pada tahun 2019, Dinas PE akan membangun 1.300 sumur resapan berkedalaman tiga meter.
"Kami juga akan membangun sebanyak 33 sumur resapan dengan kedalaman 30 hingga 40 meter yang bisa menyuplai air ke dalam akuifer," ujarnya, Selasa (27/11).
Menurutnya, meminimalisir terjadinya penurunan muka tanah, Dinas PE terus mengencarkan pengawasan untuk melakukan pengendaliam terhadap pemakaian air tanah secara berlebihan dan tidak sesuai aturan.
"Bagi yang kedapatan melanggar aturan, kita berikan teguran, peringatan, penyegelan, hingga penutupan," katanya.
Ricki menjelaskan, saat ini telah dibangun 11 sumur pantau sistem telemetri (real time monitoring) untuk mengamati kondisi muka air tanah di Jakarta. Sedangkan, pada tahun ini ada penambahan lima sumur pantau.
"Tahun depan kami akan bangun 21 sumur pantau baru. Selain itu, kami juga membangunan Stasiun Ekstensometer untuk memantau penurunan tanah per lapisan batu," terangnya.
Ia menambahkan, penurunan muka tanah disebabkan oleh sejumlah faktor seperti, konsolidasi alamiah dari litologi Jakarta yang relatif muda, eksploitasi air tanah secara berlebihan, berat beban dari bangunan, tektonik, dan struktur geologi.