Sabtu, 17 November 2018 Reporter: Suparni Editor: Andry 15487
(Foto: Suparni)
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tarakan, Jakarta Pusat hari ini menggelar Workshop Fellowship of Interventional Pain Management (FIPM) yang dikuti para dokter spesialis anastesi dari berbagai daerah di Indonesia.
Direktur Utama (Dirut) RSUD Tarakan, Dian Ekowati menuturkan, sejauh ini belum banyak rumah sakit atau dokter yang secara khusus menangani masalah manajemen nyeri sebagai sebuah alternatif pengobatan. Padahal, kasus keluhan nyeri kronis dan menahun terbilang makin banyak.
"Dengan adanya klinik ini, pasien tidak perlu bingung lagi untuk berobat. Karena hampir semua rumah sakit memiliki Pain Clinic. Dokter spesialis nyeri akan selalu siap tangani keluhan pasien," ujarnya Gedung Sky Hospital, lantai 13 RSUD Tarakan, Sabtu (17/11).
Di tempat yang sama, Dokter Spesialis Anastesi RSUD Tarakan, Nur Syamsiani menjelaskan, tujuan digelarnya workshop ini agar para dokter spesialis anastesi memiliki kemampuan menangani keluhan nyeri pada pasien dengan teknik intervensi langsung ke area nyeri tulang belakang.
"Kami harap melalui kegiatan ini, kami dapat menghasilkan lebih banyak dokter spesialis anastesi untuk penanganan nyeri kronis," katanya.
Menurutnya, sebagai rumah sakit pendidikan dengan predikat A sejak 30 Juni 2014 lalu, RSUD Tarakan merupakan satu dari dua rumah sakit yang menerima rujukan dari rumah sakit seluruh Indonesia. Terutama dalam penanganan nyeri kronis yang akan ditangani enam dokter spesialis berikut sarana peralatan medis modern.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Kolegium Anastesi dan Terapy Intensif (KATI), Hamzah menilai, RSUD Tarakan layak untuk membuka dan mengembangkan pendidikan.
"Rumah sakit ini memenuhi syarat untuk mengembangkan pendidikan agar lebih banyak lagi rumah sakit daerah yang bisa menangani nyeri kronis," tandasnya.