Rabu, 19 November 2014 Reporter: Andry Editor: Dunih 9989
(Foto: doc)
Kenaikan bahan bakar minyak (BBM) jenis solar dan premium menjadi alasan sejumlah awak angkutan umum untuk menaikkan tarif secara sepihak. Kondisi ini memicu keresahan para penumpang, terlebih tarif yang dinaikkan lebih dari Rp 1.000. Padahal, dalam rencana kenaikan tarif yang sedang digodok saja, kenaikan tarif paling tinggi diusulkan sebesar Rp
1.500.Salah satu angkutan yang mulai menaikkan tarif tersebut adalah Patas AC 34 jurusan Blok M-Poris Plawad. Di dalam bus milik Perusahaan Otobus (PO) Mayasari Bhakti itu, penumpang dimintai tarif hingga Rp 10.000 dari tarif sebelumnya Rp 7.000.
Ironisnya, kenaikan tarif yang mencapai Rp 3.000 tersebut, bukan berdasarkan ketentuan pemerintah. Tarif baru sebesar Rp 10.000 tersebut dipasang di depan kemudi sopir. Kondisi itu tak ayal membuat para penumpang protes dan berujung adu mulut dengan awak bus.
"Sopir dan kondektur bus ini benar-benar keterlaluan. Kenaikan BBM dijadiin aji mumpung buat naikkan tarif seenaknya," kata Suci Amalia (27), keluh penumpang Patas AC 34 jurusan Poris Plawad-Blok M, Rabu (19/11).
Terkait hal itu, Direktur Utama Mayasari Bhakti, Arifin Azhari, yang coba dikonfirmasi melalui sambungan telepon tidak bisa dihubungi.
Sementara, Kepala Bidang Pengendalian dan Operasional Dinas Perhubungan (Dishub) DKI, Syafrin Liputo berjanji, akan memerintahkan anggotanya untuk mengecek tarif yang dikenakan awak bus Patas AC 34 tersebut. Bila terbukti benar, armada itu bisa langsung dijatuhkan sanksi pemberhentian operasi atau dikandangkan.
"Kita akan lakukan pengecekan di lapangan. Jika benar awak bus menaikkan tarif sampai tiga ribu, langsung kita kandangkan," tegasnya.
Syafrin juga mengimbau kepada operator dan awak bus lain agar tidak menaikkan tarif secara sepihak kepada penumpang. Sebab, sampai kini, pihaknya bersama dengan DPD Organisasi Angkutan Darat (Organda) DKI sedang membahas penyesuaian kenaikan tarif angkutan umum di Jakarta.
"Kita imbau ke operator dan awak bus jangan naikkan tarif. Kalau tidak akan kita tindak tegas," tandasnya.