Kamis, 08 November 2018 Reporter: Mustaqim Amna Editor: Toni Riyanto 1983
(Foto: Mustaqim Amna)
Abdur Rahman Baswedan, yang tak lain adalah kakek dari Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan mendapatkan kehormatan dianugerahi gelar sebagai Pahlawan Nasional. Secara khusus, Anies beserta keluarga pun diundang untuk menghadiri seremonial acara di Istana Merdeka, Jl Medan Merdeka Utara, Gambir, Jakarta Pusat.
Anies mengenang, kakeknya yang terlahir pada 9 September 1908 kerap mengajaknya untuk ke kantor pos. Sebagai seorang jurnalis kakeknya selalu lekat dengan kamera dan recorder hingga ada ratusan koleksi rekaman pembicaraan.
"Semua bahan beritanya pasti harus bermutu, saya sering diminta jadi juru tulis. Beliau selalu setelah selesai mendikte di ujung surat itu, selalu bilang tulisan ini ditekan dan diketik oleh cucu saya," ujarnya, Kamis (8/11).
Anies merasa bangga saat mengetahui tindakan kakeknya tersebut, meskipun awalnya tidak sadar dan baru mengetahuinya di kemudian hari.
"Ternyata beliau ingin memberitahu pembaca tulisannya di surat kabar bahwa cucunya turut berkontribusi dalam karyanya. Saya sangat bersyukur sekali bisa tumbuh besar dan berinteraksi dengan beliau di Yogyakarta," ungkap Anies.
Anies menceritakan, kakeknya pernah menjadi salah satu anggota Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI)
. Bahkan, kakeknya pernah mengemban misi diplomatik penuh perjuangan untuk membawa dokumen pengakuan de facto dan de jure dari Pemerintah Mesir atas Kemerdekaan Republik Indonesia."Beliau diangkat Presiden Soekarno sebagai Menteri Muda Penerangan pada tahun 1947," terangnya.
Anies menambahkan, kakeknya wafat pada 16 Maret 1986 atau di usia 71 tahun. Sebelum wafat, Abdur Rahman Baswedan juga menghasilkan karya autobiografinya berjudul 'Beberapa Catatan tentang Sumpah Pemuda Indonesia Keturunan Arab'.
"Sekarang kami akan menghadiri pemberian gelar Pahlawan Nasional kepada kakek kami, Abdur Rahman Baswedan. Menjadi tanggung jawab kita untuk meneruskan apa yang sudah beliau perjuangkan," tandasnya.