Rabu, 07 November 2018 Reporter: Adriana Megawati Editor: Andry 1902
(Foto: Adriana Megawati)
Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) DKI Jakarta memperkenalkan Digital Grain Moisture Meter kepada para petani yang tergabung dalam Gabungan Kelompok Petani (Gapoktan) Sumber Makmur di Maos Kidul, Cilacap, Jawa Tengah.
Para petani itu sendiri merupakan salah satu binaan Bank Indonesia (BI) Perwakilan Purwokerto.
Kepala Pengadaan Barang PT Food Station Tjipinang Jaya, Ferry FM mengatakan, Digital Grain Moisture Meter merupakan sebuah alat untuk mengukur kadar air atau kelembaban biji-bijian seperti beras yang cukup akurat.
"Ini alat untuk mengukur kadar air beras. Karena kami mengacu pada Permentan Nomor 31 tahun 2017," ujarnya saat berkunjung ke Maos Kidul, Cilacap, Jawa Tengah, Rabu (7/11).
Di tempat yang sama, Kepala Seksi Distribusi Pangan Dinas Ketahanan Pangan Kelautan dan Pertanian (KPKP) DKI Jakarta, Imam Wahyudi menjelaskan, dalam Permentan nomor 31 tahun 2017 tentang Kelas Mutu Beras telah diatur kadar air maksimal sekitar 14 persen, baik beras medium atau premium.
Adapun klasifikasi kelas mutu beras yang diatur dalam aturan itu antara lain derajat sosoh kadar minimal sekitar 95 persen, beras kepala minimal 75 persen, butir patah maksimal 25 persen.
"Kemudian total butir beras lainnya maksimal lima persen, butir gabah maksimal 100 gram dan benda lain maksimal 0,05 persen," sambung Imam.
Sementara itu, Kepala Gapoktan Sumber MaMur, Sudarjo mengakui selama ini para petani beras kerap mengalami kendala. Salah satunya kadar air yang tidak memenuhi standar kementerian.
"Mudah-mudahan kerja sama ini sama-sama menguntungkan kita semua," tandasnya.