Selasa, 18 November 2014 Reporter: Budhi Firmansyah Surapati Editor: Widodo Bogiarto 2389
(Foto: doc)
Sebanyak 680 pengusaha angkutan truk yang melayani pengangkutan barang di kawasan Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara akan beroperasi normal, meski ada seruan mogok massal dari DPP Organisasi Angkutan Darat (Organda).
Ketua DPP Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo), Gemilang Tarigan mengatakan, pasca kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), pengusaha truk dipastikan tetap beroperasi seperti biasa di kawasan Pelabuhan Tanjung Priok. Saat ini tercatat ada 14.057 armada truk yang melayani pengangkutan barang.
"Memang ada edaran dari DPP Organda untuk mogok massal. Tapi setelah dibahas, kita meyepakati tetap beroperasi normal," kata Gemilang, Selasa (18/11).
Menurut Gemilang, apabila menuruti permintaan DPP Organda untuk mogok massal, pengusaha bisa menderita kerugian hingga Rp 14 milliar. Selain itu akan terjadi kelumpuhan di Pelabuhan Tanjung Priok.
"Kalau terjadi kelumpuhan di pelabuhan, kerugian akan lebih besar lagi, mulai Rp 40 miliar hingga Rp 60 miliar," tegas Gemilang.
Gemilang menambahkan, pihaknya saat ini tengah menghitung besaran ongkos pengangkutan barang. Namun diperkirakan kenaikkan sekitar 25 persen.
"Berdasarkan perhitungan para anggota Aptrindo, setidaknya biaya operasional akan dinaikkan sekitar Rp 500 ribu. Bila sebelumnya sekitar Rp 1,9 juta menjadi sekitar Rp 2,5 juta per 50 kilometer," tandas
nya.