Kamis, 13 November 2014 Reporter: Hendi Kusuma Editor: Lopi Kasim 5856
(Foto: Hendi Kusuma)
Tingginya angka kelahiran dan laju pertumbuhan penduduk di Jakarta Timur ternyata tidak diimbangi dengan jumlah tenaga bidan yang memadai. Akibatnya, Jakarta Timur dianggap rawan kematian ibu dan bayi pasca melahirkan.
"Jumlah penduduk tidak berbanding lurus dengan jumlah tenaga bidan. Kita harapkan jumlah bidan bisa bertambah," ujar Wakil Walikota Jakarta Timur, Husein Murad, Kamis (13/11).
Dikatakan Husein, profesi bidan harus terus ditambah baik secara kualitas maupun kuantitasnya. "Sekarang ini tidak zaman lagi orang melahirkan di dukun. Untuk itu profesi bidan harus terus didukung," katanya.
Pihaknya, lanjut Husein, berharap kedepannya Ikatan Bidan Indonesia (IBI) sebagai asosiasi yang ditunjuk pemerintah dapat melahirkan program-program yang strategis guna meningkatkan pelayanan kesehatan warga.
Ketua IBI Jakarta Timur, Gunarti, mengatakan, di Jakarta Timur setidaknya terdapat sebanyak 1.055 bidan yang terdaftar dalam asosiasi. Jumlah tersebut dianggap masih kurang untuk memberikan pelayanan melahirkan.
"Jumlah tersebut tidak seimbang dengan jumlah penduduk yang ada di wilayah, kita harapkan profesi bidan terus mendapat dukungan dari pemerintah" ujarnya.