Rabu, 21 Maret 2018 Reporter: Erna Martiyanti Editor: Andry 16111
(Foto: Reza Hapiz)
Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno terus mengkampanyekan gerakan setop penggunaan air tanah kepada warga Ibukota. Salah satu contoh nyata yang dilakukan dengan menutup sumur air tanah di kediamannya di Jalan Pulombangkeng, Selong, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan dan beralih menggunakan air perpipaan.
Sandi mengakui sempat menggunakan air tanah. Namun setelah dilakukan pengecekan septic tank di kediamannya diketahui ada kebocoran dan membuat air tanahnya tercemar bakteri e-coli.
"Jadi berangkat dari situ saya mulai beralih. Kalau di kantor sudah mulai berarti yang di rumah juga. Saya bilang ke Pak Erlan (Dirut PAM Jaya), kita mulai di rumah saya. Kita totalitas, potong pipa air tanahnya," ucapnya.
Menurut Sandi, aksi ini juga merupakan tindak lanjut dari kunjungannya ke Tokyo, Jepang beberapa waktu lalu. Di mana di kota tersebut pernah terjadi penurunan muka tanah secara drastis pada tahun 1960 akibat pengambilan air tanah.
"Paling tidak kita mulai dari diri kita sendiri. Jadi kita harus bisa mengubah," ucapnya.
Sandi juga bertekad akan mengajak tetangga dan kerabatnya juga masyarakat untuk bisa mengikuti aksinya tersebut. Salah satunya dengan menyebar pamflet berisi ajakan untuk setop menggunakan air tanah.
Pada kesempatan itu, Dirut PAL Jaya Subekti menjelaskan, pihaknya telah melakukan pengecekan septic tank di kediaman Sandi. Akibat kebocoran septic tank, air tanah di lokasi tercemar bakteri e-coli hingga 10 ribu per 100 cc.
"Padahal standarnya, bakteri e-coli yang bisa ditolerir hanya sebanyak 3.000 saja," jelasnya.
Sementara itu, Direktur Utama PAM Jaya, Erlan Hidayat berharap aksi penutupan sumur air tanah yang dilakukan Sandi hari ini dapat menginspirasi masyarakat untuk tidak lagi menggunakan air tanah.
"Kita siap melayani warga yang akan beralih menggunakan air PAM," tandasnya.