Jumat, 08 Desember 2017 Reporter: Budhi Firmansyah Surapati Editor: Budhy Tristanto 2670
(Foto: Reza Hapiz)
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta, akan menggencarkan vaksinasi difteri di lima wilayah kota dan kabupaten. Ditargetkan, sebanyak 2,9 juta anak dan remaja rentang usia 2-19 tahun dapat divaksinasi.
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan mengatakan, angka kejadian difteri di Jakarta juga meningkat dari tahun sebelumnya sebanyak 17 kasus, menjadi 25 hingga awal Desember 2017.
"Saat ini sedang ada masalah terkait penyakit difteri yang menimpa beberapa wilayah di Indonesia. Kita putuskan untuk melakukan tindakan preventif," katanya, Jumat (8/12).
Untuk mengantisipasi penyebaran, Kementerian Kesehatan sudah mengalokasikan vaksin bagi 1,2 juta warga Jakarta Utara dan Jakarta Barat. Mengingat fatalnya risiko penyakit, Anies menegaskan, Pemprov DKI juga akan melakukan vaksinasi terhadap 1,7 juta warga yang tersebar di Jakarta Selatan, Timur, Pusat dan Kepulauan Seribu.
"Tambahannya akan kita beli sendiri, hitungannya sekitar Rp 70 miliar. Karena ini penting, dananya akan kita carikan," tukasnya. .
Anies juga mengimbau agar warga tidak meremehkan gejala flu yang disertai demam. Bila menderita gejala flu disertai demam, diharapkan warga segera berobat ke dokter untuk memastikan penyakitnya.
Tidak hanya terhadap anak kecil, gejala difteri di Jakarta ditemukan mengenai orang dewasa hingga usia 30-40 tahun. Bahkan, hingga kini RSPI Sulianti Soeroso masih menangani sebanyak delapan pasien kasus difteri.
Bagi warga yang menemukan orang dengan gejala difteri, diminta untuk mendorong orang tersebut melakukan pemeriksaan. Hal itu penting dilakukan untuk mengantisipasi penyebaran virus difteri di lingkungan.
Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Koesmedi menjelaskan, agar imunisasi berdampak maksimal dibutuhkan tiga kali penyuntikan. Masing-masing di bulan pertama, bulan kedua dan dilanjutkan yang ketiga enam bulan kemudian.
Secara umum, gejala difteri layaknya penyakit flu disertai peningkatan suhu tubuh, nyeri pada tenggorokan dengan tanda-tanda ruam warna putih keabu-abuan di bagian amandel kiri-kanan.
Bagi masyarakat yang menderita gejala tersebut diminta Koesmedi agar memeriksakan diri ke Puskesmas. Bagi pemegang BPJS dipastikannya mendapat pengobatan gratis.
"Jangan ditunda, silakan berobat. Kalau tidak punya BPJS datang saja nanti dibuatkan di puskesmas," tandasnya.