Selasa, 07 November 2017 Reporter: Erna Martiyanti Editor: Andry 2393
(Foto: doc)
PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) mengajukan Public Service Obligation (PSO) sebesar Rp 3,3 triliun untuk tahun depan.
Jumlah nilai PSO yang diajukan ini meningkat drastis dari tahun 2017.
Direktur Utama PT Transjakarta, Budi Kaliwono mengatakan, PSO yang diajukan untuk menutupi biaya operasional dan produksi. Peningkatan PSO juga diimbangi peningkatan layanan dengan perluasan rute dan penambahan jumlah bus.
"Tahun depan kami usulkan Rp 3,3 triliun untuk PSO. Tapi nanti dalam perjalanan kami akan evaluasi terus," ujarnya di Gedung DPRD DKI Jakarta, Selasa (7/11).
Budi menuturkan penambahan jumlah PSO ini diajukan dengan asumsi target penumpang pada tahun depan mencapai 212 juta orang. Sementara pada tahun ini jumlah penumpang diperkirakan hanya 144-145 juta orang.
Pada tahun ini, kata Budi, jumlah PSO yang diajukan sebesar Rp 2,8 triliun. Kemudian dalam APBD Perubahan diturunkan menjadi Rp 1,7 triliun. Serapan PSO sendiri diperkirakan hanya bisa mencapai Rp 1,3 triliun.
"Tahun depan lebih besar karena kami ada tambahan pelayanan. Bukan seka
dar OK Trip, tapi kami memperbesar rute, memperbanyak armada," ucapnya.Menurut Budi, biaya perjalanan untuk setiap penumpang saat ini mencapai Rp 11 ribu. Sementara tarif yang dikenakan ke penumpang hanya sebesar Rp 3.500. Sehingga subsidi yang diberikan mencapai Rp 6.500 per penumpang.
Anggota Komisi C DPRD DKI Jakarta, Cinta Mega meminta PT Transjakarta menghitung ulang kembali nilai PSO yang diusulkan agar usulan dan realisasi serapan sebanding.
"Nilai Rp 3,3 triliun itu tidak sedikit, harus dihitung ulang lagi secara detail agar penggunaannya juga tepat guna," tandasnya.