Jumat, 27 Oktober 2017 Reporter: Budhi Firmansyah Surapati Editor: Budhy Tristanto 4448
(Foto: doc)
Asisten Deputi Gubernur Bidang Transportasi DKI Jakarta, Sunardi Sinaga mengatakan, rerouting trayek angkutan umum mendesak untuk segera direalisasikan guna mengatasi kemacetan di Jakarta. Sistem pembayarannya pun harus diubah dengan sistem one time pay (satu kali bayar) setiap melakukan perjalanan.
"Selama ini masyarakat cukup jauh berjalan kaki dari kediamannya untuk menjangkau angkutan umum. Sehingga mereka merasa efektif dan efisien menggunakan kendaraan pribadi," ujar Sunardi, Jumat (27/10).
Karena itu, Ia menegaskan harus dilakukan penyesuaian trayek yang mampu menjangkau hingga ke permukiman warga. Penerapan tarifnya pun harus diberlakukan sistem sekali bayar setiap perjalan agar masyarakat merasa beralih ke angkutan umum lebih efisien secara ekonomis.
Dijabarkan Sunardi, semua angkutan umum berkapasitas kecil seperti bajaj, mikrolet dan KWK harus bertrayek di jalan lingkungan sehingga menyentuh pemukiman. Kemudian angkutan umum kecil bertransformasi menjadi feeder utama untuk selanjutnya disambung transportasi publik berkapasitas sedang dan besar (Transjakarta) di jalan kolektor dan jalan arteri.
Biaya jasanya pun nanti warga yang naik angkutan di feeder tidak perlu lagi bayar di angkutan sedang atau besar. Sebaliknya warga pengguna Transjakarta yang berlanjut naik angkutan feeder pun tidak perlu membayar kembali.
"Semua bisa dilakukan dengan membentuk sistem OK-OTRIP. Sistem ini harus dirancang secara komprehensif, termasuk kaitan dengan public service obligation (PSO)," tandasnya.