Kamis, 26 Oktober 2017 Reporter: Keren Margaret Vicer Editor: Toni Riyanto 3078
(Foto: doc)
Laba Bersih Perseroan Terbatas (PT) Bank DKI per September 2017 tercatat sebesar Rp 524 miliar, meningkat 10,79 persen dibandingkan per September 2016 yang mencapai Rp 472 miliar.
Direktur Utama PT Bank DKI, Kresno Sediarsi mengatakan, pertumbuhan laba ini lebih didorong oleh adanya peningkatan fee based income yang meningkat 7,3 persen year on year (YoY) dan bersumber dari fee ATM dan transaksi produk digital banking seperti JakCard, serta JakMobile.
"Pertumbuhan laba juga didorong oleh menurunnya beban CKPN (Cadangan Kerugian Penurunan Nilai) seiring dengan membaiknya kualitas kredit," ujar Kresno, Kamis (25/10).
Dijelaskannya, sepanjang tahun ini PT Bank DKI terus mengencarkan transkasi non tunai atau cashless. Untuk lingkup pemerintahan, hal ini sudah diatur melalui Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 910/1866/51-2017 tentang Implementasi Transaksi Non Tunai pada Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten dan Kota.
"Sebanyak 811 SKPD/UKPD di Pemprov DKI saat ini sudah menggunakan cash management system Bank DKI," terangnya.
Menurut Kresno, transaksi non tunai juga diwujudkan Bank DKI melalui sistem Jakarta One untuk e-Retribusi, transaksi untuk subsidi pangan dan transportasi bagi pemegang Kartu Jakarta Pintar (KJP), e-Samsat, e-Ticketing, e-Parking, dan lain sebagainya.
"Transaksi non tunai semakin dimudahkan dengan adanya JackCard, JakMobile dan JakOne Mobile," tuturnya.
Ia menambahkan, total aset Bank DKI per Septe
mber 2017 meningkat 28,36 persen dibandingkan per September 2016, dari Rp 41,35 triliun menjadi Rp 53,08 triliun.Untuk penyaluran kredit, sambung Kresno, mulai menunjukkan pertumbuhan yakni dari Rp 24,56 triliun per September 2016 menjadi Rp 25,59 triliun per September 2017.
"Rasio NPL gross semakin membaik, per September 2017 yang tercatat sebesar 4,74 persen dari sebelumnya 7,60 persen di September 2016. Sementara, NPL Nett mencapai 2,94 persen per September 2017," urainya.
Membaiknya rasio NPL, lanjutnya, didorong upaya penagihan kredit secara intensif, lelang eksekusi, pengambilalihan agunan, restrukturisasi kredit, dan hapus buku.
"Bank DKI juga melakukan perbaikan proses kredit untuk memastikan penyaluran kredit baru dilakukan secara prudent," tandasnya.